Showing posts with label inspiring. Show all posts
Showing posts with label inspiring. Show all posts

semua tentang trending

Banyak kalangan (kalangan remaja, tua, dewasa, hingga anak-anak) yang menginginkan, terkenal dengan buat karya, entah itu tulisan, status facebook, twitter, blog hingga bikin konten video di youtube yang aneh-aneh sekali kelakuannya (makan tepung, prank gak jelas, jadi gila dll). 

Semua tentang apa?

Dalam proses ada doa yang beriringan agar jiwa tak strees

Kemarin sebuah perjuangan atau kemalangan belum terbahas detail karena harus menjadi abi buat anak-anak, ya mereka terbangun lebih awal karena tidurnya lebih awal, beda dengan malam ini mereka tidur lebih lambat karena semalam kami mengajak mereka berdua sholiha zia dan husna untuk tidur namun karena mereka bangun tidur pukul 05.30 sore jadi maklum saja mereka masih ekstra aktif hingga pukul kisaran 23.00 baru terlelap. Tidak mudah begitu saja mereka bisa tertidur namun ada "proses" perjuangan untuk menjadi lelap, yah karena masih aktif kesana kemari akhirnya saya coba mereka untuk tidur di tengah-tengah mereka dengan posisi kepala mereka di kedua tangan saya dan saya membacakan buku cerita. Mudahkah?? Tidak juga, saya harus iringi sholawat dan dzikir agar hati saya tentram melihat keaktifan mereka. Luar biasa si sholihah husna kecil sudah bisa menggoda kakaknya, kakaknya tidak terima akhirnya saling menggoda satu sama lain. Yah kadang

Semua butuh "proses" pada waktunya

Suatu waktu saya mencoba iseng-iseng men "search" sebuah film yang katanya keren animatornya dan bagus isi annya. 
Benar juga setelah ketemu film itu dengan khas bahasa arabnya. Muncul dengan nyanyian dan sedikit curhatan translator biasanya dari lebah ganteng atau akatsuki pein ini beda lain dari yang lain karena translatenya adalah bahasa arab. (Lebah ganteng sama akatsuki pein hanya specialis english film) . 
Ya film yang berdurasi hampir 2 jam itu menceritakan beberapa episode kehidupan tentang sesosok pejuang Islam pertama kali yang mengumandangkan adzan, yaitu

Saat lama tidak menulis

Suatu ketika ada seekor kelinci jauh dari negeri seberang melompat kesana kemari tak tentu arah, ia melompat dengan setiap lompatan menengok kekanan dan kekiri, kenapa begitu? Karena kebingungannya serta mencari sesuatu yang bisa ia makan. Suatu waktu ia telah sampai di sebuah pulau yang agak tandus ia kelelahan karena tak ada bekal, ia kelaparan karena sudah habis di perjalanan. Karena jelas dari awal ia melompat karena tak ada tujuan yang jelas. Ia akhirnya

Berbuka menunggu asa

Menunggu berbuka dibulan ramadhan adalah hal yang sangat di tunggu-tunggu manusia.
Melihat jam dengan penuh seksama, bahkan satu menitpun amatlah berharga. Tidak pernah tersia-tersia, tapi yang namanya kebanyakan manusia ingin menghilangkan efek negatif ( lapar ) dengan menyibukkan berbagai cara, sambil menunggu suara merdu dari muadzin di sana.
Yang biasanya acuh dengan suaranya, akhirnya di bulan yang mulia ini para manusia senantiasa menunggu kehadiran suaranya... :)

Menunggu suaranya ada yang bertilawah, berchating, atau bahkan ada yang nongkrong di pinggir jalan. Sungguh kemuliaan bulan ramadhan masih di anggap seperti bulan-bulan biasa, padahal jika pahala di
wujudkan dengan perhiasaan yang berkilauan maka yang namanya menggunakan waktu untuk kesia-siaan  itu tidak akan pernah ada.

Banyak yang berlomba untuk memperoleh apa yang di inginkannya.

Selamat menunggu berbuka

cerita malam, cerita inspirasi :)

0.ranggenah92.just share again,,,, ~

di sebuah rumah tangga, ada sepasang suami istri yang akan tidur,,,
suatu kali, seorang suami bertanya kepada istrinya,,

suami : Wahai Istriku tercinta, Apakah saya pernah berada dalam mimpi kamu?? ( tanya suami dengan lemah lembut )
Istri : Tidak pernah!!! ( jawab sang istri dengan ketus )
Suami : Mengapa tidak pernah!! ( balas suami dengan nada tinggi )
Istri : karena saya selalu membaca Ayat Kursi, surat An-Nas, Al Ikhlas, Al Falaq 3 kali sebelum akan tidur... ( jawab sang istri sambil menarik selimut,,,,)

hikmahnya,
Sabar itu adalah ilmu dalam sebuah organissasi,
saling mengerti adalah cabang dalam komunikasi,
instropeksi adalah hal yang harus digaris bawahi,

berdoa sebelum tidur, supaya syaiton tidak menemani,,,:)

Misteri Hari Jum'at

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam terlimpah kepada Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Hari jum’at adalah Sayyidul Ayyaam (pemimpin hari) dan hari yang paling agung dan paling utama di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Pada hari itu terjadi beberapa kejadian besar; yaitu diciptakannya Adam, dimasukkannya ke dalam surga dan dikeluarkan darinya, diturunkannya ke bumi dan diwafatkannya, dan terjadinya kiamat. Oleh karenanya, pada hari tersebut para malaikat, langit, bumi, angin, gunung, dan lautan merasa khawatir di hari Jum’at (akan terjadi kiamat).
Hari Jum’at memiliki keutamaan yang tidak dimiliki hari lain. Kedudukannya di bandingkan dengan hari lain, seperti bulan Ramadhan terhadap bulan yang lain dan waktu ijabah doa pada hari itu sebagaimana lailatul qadar pada bulan Ramadlan.
Hari Jum’at menjadi cermin bagi kualitas amal sepekan seorang hamba, sebagaimana Ramadhan yang menjadi cerminan amal setahunnya. Jika amalnya pada hari Jum’at tersebut baik, seolah-olah menggambarkan amalnya pada pekan tersebut juga baik. Sebagimana Ramadhan, jika ibadah di dalamnya baik, baik pula amalnya pada tahun tersebut, begitu juga sebaliknya.
Sesungguhnya pada hari Jum’at terdapat ibadah yang wajib dan sunnah yang tak diperoleh di selainnya. Di antaranya shalat Jum’at, bersuci dan memakai wewangian dan pakaian terbagus yang dimiliki ketika menghadiri jum’atan, membaca surat Al Kahfi, bershalawat untuk Rasulullah, dan amal-amal shalih lainnya.
Karenanya, seorang hamba hendaknya menjadikan hari Jum’at sebagai hari ibadah dan menjadikannya sebagai hari libur agar lebih maksimal memanfaatkan kesempatan emas yang Allah anugerahkan di dalamnya dan menggapai keutamaan-keutamaan yang besar. Bukan malah hari Ahad yang menjadi hari ibadah orang Nashrani.
Di Hari Jum’at Ada Penghapusan Dosa
Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya, dari Salman dia berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bertanya kepadaku, “Apakah kamu tahu hari Jum’at itu?” Aku menjawab, “Hari Jum’at adalah hari Allah mengumpulkan Nabi Adam.” Beliau menjawab,
لَكِنِّي أَدْرِي مَا يَوْمُ الْجُمُعَةِ لَا يَتَطَهَّرُ الرَّجُلُ فَيُحْسِنُ طُهُورَهُ ثُمَّ يَأْتِي الْجُمُعَةَ فَيُنْصِتُ حَتَّى يَقْضِيَ الْإِمَامُ صَلَاتَهُ إِلَّا كَانَ كَفَّارَةً لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الْمُقْبِلَةِ مَا اجْتُنِبَتْ الْمَقْتَلَةُ
Tapi aku mengetahui apa hari jum’at itu. Tidaklah seseorang menyempurnakan bersucinya, lalu mendatangi shalat Jum’at, kemudian diam hingga imam selesai melaksanakan shalatnya, melainkan akan menjadi penghapus dosa antara Jum’at itu dengan Jum’at setelahnya, jika dia menjauhi dosa besar.
Masih dalam Al Musnad, dari Atha' al Khurasani, dari Nubaisyah al Hudzaliy bahwa dia meriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, "Bahwasanya jika seorang muslim mandi pada hari Jum'at, lalu datang ke masjid dan tidak menyakiti seseorang; dan jika dia mendapati imam belum datang di masjid, dia shalat hingga imam datang; dan jika ia mendapati imam telah datang, dia duduk mendengarkan khutbah, tidak berbicara hingga imam selesai melaksanakan khutbah dan shalatnya. Maka (balasannya) adalah akan diampuni semua dosa-dosanya pada Jum'at tersebut atau akan menjadi penebus dosa Jum'at sesudahnya."
Dari Abu Darda' Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَلَبِسَ ثِيَابَهُ وَمَسَّ طِيبًا إِنْ كَانَ عِنْدَهُ ثُمَّ مَشَى إِلَى الْجُمُعَةِ وَعَلَيْهِ السَّكِينَةُ وَلَمْ يَتَخَطَّ أَحَدًا وَلَمْ يُؤْذِهِ وَرَكَعَ مَا قُضِيَ لَهُ ثُمَّ انْتَظَرَ حَتَّى يَنْصَرِفَ الْإِمَامُ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ
"Siapa mandi pada hari Jum'at, lalu memakai pakaiannya (yang bagus) dan memakai wewangian, jika punya. Kemudian berjalan menuju shalat Jum'at dengan tenang, tidak menggeser seseorang dan tidak menyakitinya, lalu melaksanakan shalat semampunya, kemudian menunggu hingga imam beranjak keluar, maka akan diampuni dosanya di antara dua Jum'at." (HR. Ahmad dalam Musnadnya)
Dalam Shahih Al Bukhari, dari Salman Radliyallah 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, 
لَا يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَيَتَطَهَّرُ مَا اسْتَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ وَيَدَّهِنُ مِنْ دُهْنِهِ أَوْ يَمَسُّ مِنْ طِيبِ بَيْتِهِ ثُمَّ يَخْرُجُ فَلَا يُفَرِّقُ بَيْنَ اثْنَيْنِ ثُمَّ يُصَلِّي مَا كُتِبَ لَهُ ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا تَكَلَّمَ الْإِمَامُ إِلَّا غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى
Tidaklah seseorang mandi pada hari jum’at dan bersuci semampunya, berminyak dengan minyaknya atau mengoleskan minyak wangi yang di rumahnya, kemudian keluar (menuju masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang (yang sedang duduk berdampingan), kemudian dia mendirikan shalat yang sesuai dengan tuntunannya, lalu diam mendengarkan dengan seksama ketika imam berkhutbah melainkan akan diampuni (dosa-dosanya yang terjadi) antara jum’at tersebut dan jum’at berikutnya.” (HR. Bukhari)
Keterangan: bahwa pengampunan dosa dari satu Jum'at ke Jum'at berikutnya memiliki beberapa syarat. Yaitu dengan melaksanakan amalan-amalan yang disebutkan dalam hadits, antara lain mandi, membersihkan diri, memakai minyak atau wewangian, memakai pakaian terbagus, berjalan ke masjid dengan tenang dan berjalan kaki, tidak melangkahi dan memisahkan antara dua orang yang duduk bersebelahan, tidak menyakitinya, shalat nafilah sampai imam datang, tidak bicara dan tidak melakukan sesuatu yang sia-sia selama khutbah hingga selesai shalat. Dan masih ada satu syarat lagi, yaitu selama dia tidak melakukan dosa besar di hari itu. (voa-islam.com)

~ kehidupan pena ~

Pena mungkin kebanyakan manusia akan digambarkan, hanya sebuah benda yang digunakan untuk menulis, untuk mengisi waktu senggang corat, coret kesana kemari, atau di buat mainan putar di sela-sela jari, atau ada juga yang hobinya gigit bolpoin, dan lain-lain,,, :)

tapi saya mencoba untuk sedikit berbagi inspirasi dari pena tersebut,
ya, pena adalah benda yang dapat menuliskan sebuah kata dan kalimat dengan tinta yang sudah di jatah oleh pabriknya.

teruss tiap hari, pena itu menulis dan terus menulis kata demi kata,
kalimat demi kalimat hingga paragraf dan hampir berlembar-lembar ia tuliskan, bahkan rasa lelah, pegal, dan rasa yang lainnya,,,
ia terus menuliskan sampai akhirnya tinta pena itu habis,,,,

so,
jika kita menuliskan kata dan kalimat yang baik, maka tinta tidak akan sia-sia,,,
tapi,
jika kita menuliskan kata dan kalimat yang belum baik, nahh itu yang sia-sia,,,

0.gge mengibaratkan,
pena adalah jasad kita,
tintanya adalah jatah umur hidup kita,
serta tulisan tiap tulisan itu adalah amalan keseharian kita,,,

jika hidup kita tidak ingin sia-sia,
maka goreskan tinta-tinta dengan menuliskan hal kebaikan, kebaikan, dan kebaikan,

jika hidup kita ingin bahagia,
pelajari Al Quran dan Assunah sesuai fitrohnya manusia,
saling berbagi bersama, dan lakukan serta usahakan hal yang terbaik untuk Allah dan alam semesta,,,

kembalilah sesuai pada fitrohNya,,,
jalankan hidup sesuai Syariat Allah ta'ala,,,
jangan sampai tinta kita terbuang sia-sia, karena hanya memikirkan harta, tahta, wanita dan golongan yang di anutnya... :)

~ pena.my.inspiration ~

my father, my inspiration

Pernah suatu ketika, ketika saya SMP dulu, saya sering di ajak ke sawah bapak untuk melihat-lihat benih disawah.
ketika itu saya dan bapak berhenti dan duduk di galengang  dekat sebuah bedengan kotak kecil dari ukuran sawah, dan di situlah ditanamin padi, sebelum padi ditanami di areal yang luas.

"nang, ngerti kenapa benih padi ini ditanam di bedengan kecil ini??" bapak bertanya sambil menunjuk kebedengan itu.
"tidak, pak,,, memangnya kenapa pak??" celetuk saya menjawab pertanyaan bapak saya.
kemudian bapak saya bercerita,

"nang, bedengan ini untuk awal padi ditanam sebelum ditanam ke areal yang luas, karena dengan di bedeng kecil ini mudah untuk dipantau, dirawat, dan ketika ada keong, ada belalang, dan ada hama lainnya, maka akan mudah untuk menghalaunya nang, " bapak berhenti sejenak dan membetulkan letak duduknya , kemudian melanjutkan lagi,
"setelah, padi agak besar, maka harus ditanam di areal yang lebih luas nang, namanya "tandur" (ditoto karo mundur bahsa jawanya alias di tata sambil mundur), agar padi tadi biar tumbuh, besar, berkembang, dan menghasilkan benih-benih padi yang banyak nang..." setelah itu, bapak saya bertanya...  

"nang ngerti tidak, sebenarnya ini ada inspirasi yang terkandung dalam proses penanam padi ini nang,,, bapak menyekolahkan kamu, mbak, mas, adik, dan masih dalam lingkungan keluarga, masih dalam pantauan bapak, nah,,, ini  kalian masih dalam bedengan kecil ini nang, bapak masih bisa memantau kalian, menasehati, memberikan buku biar kalian baca," saya tertegun dan mengangguk-angguk membenarkan perkataan bapak saya.

"dan setelah kalian menginjak remaja dewasa nang, kalian bapak sekolahkan keluar kota, untuk menimba ilmu agama, ilmu dunia, menambah pengalaman, dengan berbagai rintangan, cobaan, tapi bapak yakin kalian akan berusaha untuk menyelesaikan sendiri, dan agar menjadi manusia yang bisa menghasilkan manfaat buat orang lain, buat agama, dan bapak lebih sulit untuk memantau kalian nang, tapi bapak percaya kalian, ketika pulang bapak tidak minta laporan apa-apa dari kalian, tetapi kalian bercerita sendiri,,," bapak membetulkan tempat duduknya yang kedua kalinya, karena bedengan itu keras sekali.

"bapak, tidak minta apa-apa dari kalian kok nang, bapak pengen anaknya sholeh, sholehah, berbakti dengan orang tua, sama Allah ta'ala, menjadi manusia seperti filosofi padi, semakin banyak ilmu, semakin dewasa, maka akan "andap asor" alias menunduk,,,,"  hatiku sejenak dug, inilah bapakku, inilah bapakku, inilah motivasiku.


[ 0.ranggenah92.154.inspiration.from.father ]

i don't know - muhasabah diri

oleh Muhammad Isa Anshory pada 18 Agustus 2011 pukul 19:43 ·

sholatku selama 19 tahun lebih beberapa bulan
berapa yang diterima oleh Allah ta'ala??

puasaku selama 19 tahun lebih beberapa bulan
berapa yang diterima oleh Rabb pencipta jiwa dan ragaku??

pantaskah aku disebut seorang taqwa jika maksiat masih aku jaga,
pantaskah aku disebut seorang muslim jika setiap hari masih melalaikanMu??

Rabb,
aku tidak pantas masuk surgaMu, tapi aku takutkan NerakaMu...

ada orang yang berkata,
jika sudah mengucapkan kalimah syahadah, pasti masuk surga, walau.....
sebelum ke surga harus masuk neraka dahulu...
tapi seketika masuk dalam nerakaMu, kepala mendidih, otak hancur, dan matapun melebur, tengkorakpun meleleh,,,
apakah setiap amalanku ada setitik embun yang hitam kelamnya syirik???

kebaikan hanya satu....

oleh Muhammad Isa Anshory pada 12 Februari 2011 pukul 13:19 ·

Kebaikan seseorang itu berbeda-beda
Ada orang yang menyebutnya kebaikan kalau menurut orang banyak itu adalah sebuah kebaikan
Ada pula yang mengatakan bahwa kebaikan itu muncul karena tidak melanggarnya aturan yang dibuat manusia

Sepertinya sebuah kebaikan yang sebenarnya itu telah di lalaikan manusia...
Karena kebaikan yang sebenarnya itu adalah kebaikan menurut Allah dan RasulNya...

Bila ingin mengetahui apa saja kebaikan itu, jangan pernah berputus asa untuk mencari ilmu tentang kebaikan yang sebenarnya itu secara bersama-sama,
Jangan sampai kita tidak tahu kebaikan yang sebenarnya itu,,,
Karena kebaikan yang sebenarnya itu adalah kebaikan yang menentukan akhir pertemuan kita dengan sanak saudara, sahabat, serta orang tua...

salam pencari kebaikan...

"salahuddin al ayyubi generation"

Motivasi dari waktu

oleh Muhammad Isa Anshory pada 4 April 2012 pukul 11:37 ·

Sudah beberapa waktu kita tidak menyadari, dan mencoba mencari inspirasi.
Sedikit cerita yang saya alami hari rabu tanggal  kosong empat, bulan empat, duaribu dua belas, rapat rutin pengurus LDK tepat pukul 06.00 WIB ( Waktu Indonesia Bertaqwa ).

Bangun pukul 04.45 untuk melaksanakan sholat subuh di masjid. Kemudian setelah sholat subuh saya lanjutkan untuk cek motor terlebih dulu, kemudian persiapan pakaian dan celana serta barang bawaan, dari pacar kesayangan ( laptop ) dan teman-temannya. Sudah di cek, kemudian mandi. Kurang lebih pukul 05.15 saya selesai semua, dan inilah yang saya namakan “prepare before action”  jadi persiapan sebelum beraksi.

Pamitan dengan aby umy tercinta pasti tiada di lupa, dan kalimat yang di ucap umy dan aby sebelum berangkat adalah “ojo ngebut-ngebut, mogo dadi anak sholeh, sing penting tekan nggone” (jangan ngebut-ngebut, semoga menjadi anak sholeh, yang penting sampai tujuan), itulah yang sering saya dengar ketika berpamitan, dan itu salah satu dorongan untuk menjadikan lebih baik dari kemarin.

Semua sudah terlalui, dan tidak bisa diulangi lagi. Dari saya bangun tidur-persiapan semuanya serta pamitan. Dan akhirnya saya melanjutkan cerita. Perjalanan mulailah ban sepeda motor saya menginjak aspal jalan sukowati, suasana masih sepi, hanya lewat beberapa motor, sepeda pembawa barang-barang pasar, dan bapak-bapak dan ibu-ibu yang berlari-lari. Hanya ucapan “Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar...” melihat segala ciptaan Allah di pagi hari yang menginspirasi.

Tepat setengah 6 lebih, saya sudah berada di jalur ringroad solo, suasana mulai ramai dari truck tronton, gandeng, bus, minibus, mobil, sepeda, dan hewan-hewan besi lainnya yang mulai memadati jalur ringroad.
Dan keadaan seperti itulah tidak memungkinkan saya bergerak lebih cepat, karena waktu terus bergerak kedepan, dan saat itulah, keberanian saya mulai muncul, tidak tahu ada energi darimana asalnya saya bisa lihai memainkan stang sepeda untuk berkelak-kelok, menghadapi hewan-hewan besi yang besar, menentang. Beberapa lampu DIM di nyalakan untuk menakuti saya, tapi apa boleh buat. Ini tantangan yang harus di hadapi. Dan saya ingin menjadi pribadi yang menepati janji serta waktu.

Dan pada saat itulah saya mulai banyak inspirasi. Apa yang menjadi inspirasi bagi saya.
  1. Dari awal ketika saya bangun pagi, saya teringat bahwa nanti ada rapat pengurus LDK pukul 06.00 yang tidak boleh terlambat. Dan itu merupakan amanah yaitu undangan yang wajib di datangi jika tidak ada halangan.
  2. Persiapan barang yang akan saya pakai, dan semuanya harus dipersiapkan, dan itulah yang saya sebut dengan “prepare before action” yaitu mempersiapkan apa yang akan saya bawa, jadi saya tidak akan gegabah dan mengantisipasi barang yang tertinggal.
  3. Dorongan dari kedua orang tua saya, dari setiap katanya mengeluarkan mutiara yang menjadi doa, dan itu memberikan spirit untuk menjadi lebih baik, menjadi lebih berani dalam kebaikan. walaupun kata-kata mutiara beliau tidak di keluarkan tiap jam, dan pastinya ada sedikit bumbu omelan-omelan yang menjadi keasyikan menjadi seorang anak.. J
  4. Dan melihat alam sekitar, kabut putih di pagi hari, mendengarkan hewan-hewan besi berkoar, merasakan dingin suasana luar, dan melihat banyak manusia dengan aktifitasnya sendiri-sendiri.
  5. “WAKTU” yang menggerakkan saya untuk berbuat di luar perkiraan saya. Dan saya tidak pernah memikirkan sebuah kecelakaan konsekuensinya, tapi karena ada dorongan/motivasi dari waktu, maka saya bisa menghadapi banyak bus, truck dari arah depan. Entah berapa kali saya tadi harus merasakan nyaris “kecelakaan” tapi karena ada motivasi dari waktu yang membuatku bergerak lebih cepat, lebih cermat, lebih akurat. Dan saya masih terpikir-pikir sampai saya duduk mengikuti rapat tadi pagi tepat pukul 06.08 WIB walaupun terlambat 8 menit, tidak masalah, yang jelas banyak inspirasi yang dapat saya ambi untuk hari ini...

Karena waktu bisa menjadi pendorong/motivasi untuk kita, agar bergerak lebih cepat, lebih akurat, lebih lihai, walaupun banyak halangan rintangan yang menghadang, tapi karena ada sebuah dorongan “it’s enjoyed and faced” enjoy dan hadapi. Apapun konsekuensinya.. itulah motivasi dari waktu...
So, ambil Inspirasi dari apa yang kita lakukan, and be better...
(0ranggenah92.154.find inspiration )

Arti Penting Angka 0

Angka 0 memiliki arti penting dalam ilmu hitung, serta dalam memaknai dan menilai banyak hal dalam kehidupan sehari-hari. Angka 0 yang dalam bahasa Inggris disebut zero berasal dari bahasa Arab “sifr” yang bermakna “kosong”, sehingga angka 0 seringkali diartikan sebagai ketiadaan, kekosongan dan kehampaan dalam diri dan kehidupan manusia. Menjadi tanda kekalahan dalam sebuah pertarungan atau pertandingan, dan sering dianggap sebagai lambang ketidakmampuan seseorang dalam menjalankan peran kehidupan. Meskipun demikian, angka 0 memiliki arti penting dalam mencapai kesempurnaan nilai sesuatu, serta bisa menjadi simbol kemenangan bagi penyucian jiwa.

Apa pentingnya angka 0 dalam ilmu hitung?
Secara historis, ditemukannya angka 0 pertama kali oleh Muhammad bin Ahmad merupakan sebuah hasil pemikiran mendalam untuk menjawab masalah penghitungan bilangan di masa itu. Menuliskan bilangan dalam jumlah besar, dengan menggunakan angka-angka yang demikian rumit seperti angka Romawi sangatlah sulit. Jumlah bilangan puluhan, ratusan hingga ribuan dalam angka Romawi masih bisa dituliskan dan dihafal bentuknya. Misalnya, X (10), XX (20), C (100), M (1.000). Namun, bila jumlah bilangan jutaan, milyaran, atau triliunan tentu sangat sulit menuliskannya dalam angka Romawi. Karena itu, penemuan angka 0 ini memiliki arti penting dalam penghitungan dan penulisan bilangan.
Pemikiran Muhammad bin Ahmad tersebut kemudian dilanjutkan oleh Muhammad bin Musa Al Kwarizmy, seorang tokoh penemu perhitungan Al Jabar yang menjadi dasar ilmu pasti, yang dilahirkan di Khiva (Iraq) pada tahun 780 M. Dia juga berjasa dalam ilmu ukur sudut melalui fungsi sinus dan tangent, persamaan linear dan kuadrat serta kalkulus integral. Tabel ukur sudutnya (Tabel Sinus dan Tangent) menjadi rujukan tabel ukur sudut saat ini. Selain ahli matematika, ia juga ahli geografi, sejarah dan musik. Karya-karyanya di bidang matematika terdapat dalam Kitabul Jama wat Tafriq dan Hisab al-Jabar wal Muqabla. Hasil karya Al-Khwarizmi inilah yang kemudian menjadi rujukan dan mempengaruhi pemikiran para ilmuwan Eropa, seperti Jacob Florence, serta Leonardo Fibonacci yang kemudian lebih dikenal masyarakt dunia sebagai ahli matematika Al Jabar. Penemuan angka 0 ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dunia karena dengan angka 0 tersebut, kini kita dapat dengan mudah menuliskan jumlah bilangan dari yang terkecil hingga yang tertinggi dengan bantuan angka 0.

Filosofi Angka 0

Angka 0 memiliki arti filosofis dalam diri dan kehidupan kita. Pertama, ketika kita mengartikan angka 0 sebagai kelipatan, maka 0 berarti titik tolak untuk melipatgandakan kemampuan kita, serta hasil yang ingin kita capai dari proses upaya yang kita pilih dalam menyikapi dan melakukan sesuatu. Upaya atau cara yang salah bisa menghasilkan kesalahan atau melipatgandakan kerugian. Demikian pula sebaliknya, ketika upaya kita benar atau baik, maka hasilnya adalah kebaikan yang berlipat dan kita menemukan banyak kebenaran.

Kedua, dengan adanya angka 0, kita dapat mengenal nilai angka-angka lainnya. Angka 1 akan bernilai lebih besar jika diikuti angka 0 menjadi angka 10. Dalam skala 1-10, angka 10 merupakan nilai yang sempurna. Angka 0 membuat angka 1 lebih bernilai, dan angka 1 bisa membuat angka 0 ada nilainya, yaitu 0 satuan. Hal ini menunjukkan arti bahwa sesuatu memiliki manfaat, dan kebermanfaatan itu bisa dinilai ketika sesuatu tersebut mampu mengisi kekosongan dan menutupi kekurangan. Tanpa memahami kekurangan, kita tidak akan menggali dan mencari, serta memanfaatkan kelebihan kita untuk menutupi kekurangan tersebut. Tidak akan ada yang sempurna tanpa adanya yang tak sempurna. Nilai manfaat inilah yang menjadikan sesuatu bermakna dan penting dalam hidup kita hingga bisa menyirnakan kekosongan tersebut. Jika kita resapi dan kita hayati, fungsi dan nilai kehidupan kita terletak pada memberi manfaat. Kebermanfaatan atau kebergunaan kita dimulai untuk diri sendiri, keluarga, saudara, sahabat, masyarakat, bangsa dan negara serta agama kita. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan olehBukhari “Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.”

Ketiga, angka 0 dalam sistem binary berarti tiada. Dalam filosofi agama, angka 0 bisa diartikan sebagai kembalinya diri terhadap penyucian jiwa dan ketulusan hati, sehingga 0 merupakan titik keikhlasan dan penyerahan, mengosongkan dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Keikhlasan ini menjadi dasar tumbuhnya upaya untuk menjaga hati dari penyakit hati, mengikhlaskan hati untuk memaafkan dan menerima kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam diri dan hidup kita, bahkan memahami kekurangan orang lain.

Arti angka 0 dalam kehidupan sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari, angka nol memiliki arti dan peran penting dalam hubungan sosial kita, hubungan vertikal dan spiritual kita dengan Allah SWT, serta berperan banyak dalam perhitungan dan penghitungan nilai materi dan keadaan yang kita hadapi. Kita mungkin sering mendengar istilah “kembali ke titik nol” yang dapat menggambarkan sebuah kondisi keterpurukan, musibah hingga bentuk kepasrahan dan penyerahan atas kehendak terbaik Yang Maha Berkehendak. Hal ini memberikan makna bahwa titik nol tersebut merupakan awal atau bahkan hakikat hidup manusia yang sebenarnya, tidak memiliki apa-apa karena semua yang melekat pada dirinya hanyalah titipan semata-mata saat menjalankan peran kehidupannya. Dengan demikian, angka 0 memiliki arti dan berperan dalam meningkatkan kehidupan ruhani kita.

Pada moment tertentu, kita juga mungkin pernah mendengar kalimat “dimulai dari titik nol ya” Kalimat seperti ini begitu akrab selama bulan Suci Ramadlan dan masa Idul Fitri khususnya sebagai sebuah standar operasional prosedur Pertamina Pasti Pas. Berkaitan dengan hal ini, angka nol dapat kita artikan dan kita makani sebagai kembalinya hati kepada kesucian, memulai kembali hubungan yang terbuka, saling memaafkan dan berupaya untuk tidak saling menyakiti. Angka 0 memili esensi fitrah dan urgensi membuka maaf di hati, memperbaiki setiap kesalahan dengan sesuatu yang lebih berguna dalam mengelola hubungan interpersonal (sosial) dan intrapersonal kita. Tidak salah jika kita persepsikan Ramadlan dan Idul fitri sebagai momentum untuk menginsyafkan dan mengingatkan kita akan pentingnya mengembalikan kondisi hati dan jiwa kita kepada titik nol agar kita mampu memahami hidup dan hati kita secara utuh sebagai makhluk-Nya sepanjang waktu yang diberikan-Nya.

Dalam penghitungan sehari-hari, angka nol yang hadir berurutan merupakan sebuah kelipatan, bisa berlipat makin kecil atau makin besar. Misalnya, 0.1, 0.01, 0.001 dan seterusnya, semakin banyak angka 0 di depan angka yang diikutinya, maka semakin kecil nilainya. Sebaliknya, semakin banyak angka 0 mengikuti angka (1,2,3,4,5,6,7,8,9) di depannya baik tunggal maupun tidak, maka semakin tinggi nilainya. Misalnya, dalam sistem keuangan dan penilaian materi, angka 0 yang menempati 6 digit setelah angka 1 di depannya (1.000.000) tentu lebih besar nilainya daripada 1.000 atau 300.000. Hal ini menunjukkan arti bahwa angka 0 meskipun berarti kosong akan bernilai jika menyertai angka-angka lainnya dan membentuk sebuah kelipatan, baik kecil maupun besar.

Dengan adanya angka 0, kita akan memahami arti penting 1,2,3…, sehingga kita mampu menghargai, memahami, menyikapi kekurangan dan ketidaksempurnaan sebagai bagian dari proses kehidupan yang dalam kondisi tertentu memiliki kebergunaan dan kebermanfaatan dalam menjalani kehidupan kita.

Tebak apa nih...

FOKUS..KONSENTRASI,,,,,dan Rasakan apa yang terjadi...

selamat bermumet-mumet ria gan...:)
Strange shape
Black dot Titik Hitam


How many elephant foot? Berapa jumlah kaki gajah?
What picture is it? gambar apakah di atas?

Are they straigh line ? Apakah garis horizzontalnya lurus?







How is taller? Siapa yang paling tinggi?

Tiga wajah



rumah yang ruwet

satu lantai apa dua lantai?
lihat tanda +
maju mundurkan kepala anda

Cerita Gajahku kecil talimu

ini bukan cerita fiksi yang tidak bermakna, tetapi cerita yang membuat kita merubah pola pikir kita tentang diri kita, begini ceritanya.

Ketika teman saya sedang melewati gajah, ia tiba-tiba berhenti, bingung dengan makhluk-makhluk besar yang diikat oleh tali kecil pada kaki depan mereka. Gajah tidak rantai, juga tidak dikandang. Sudah jelas gajah bisa melepaskan diri kapan saja dari tali yang mengikat gajah tersebut. Teman saya bertanya ke pelatih yang ada didekatnya, kenapa hewan-hewan besar (gajah) itu tidak berusaha melarikan diri, padahal itu adalah sangat mudah untuk gajah lakukan.

“Yah,” kata pelatih gajah, “ketika gajah-gajah itu masih sangat muda dan jauh lebih kecil, kami mengikat gajah tersebut menggunakan tali ukuran kecil yang pada usia saat itu cukup untuk menahan gajah tersebut. Ketika gajah-gajah itu tumbuh, gajah-gajah itu dikondisikan untuk percaya bahwa gajah tersebut tidak dapat melepaskan diri dari ikatan itu. Gajah itu percaya bahwa tali yang kecil itu masih bisa menahan mereka, sehingga gajah-gajah tersebut tidak pernah mencoba membebaskan diri.

Teman saya kagum. Gajah ini bisa setiap saat melepaskan diri dari ikatan mereka tetapi karena mereka percaya bahwa mereka tidak bisa, mereka berdiam diri. Gajah tersebut terjebak dengan apa yang mereka percayai.
Sahabat ogge,seperti gajah,

Berapa banyak dari kita menjalani hidup tergantung pada keyakinan bahwa kita tidak bisa melakukan sesuatu, hanya karena kita gagal sekali sebelumnya? Kita telah tumbuh lebih dewasa, paling tidak telah bertambah usia dan pengalaman hidup. Jadi mari kita coba ulangi apa yang kita takut karenanya, bukan untuk gagal lagi, tetapi untuk menutup ketakutan dengan keberhasilan.

Gagal meyakinkan diri untuk mencoba lagi,
adalah kegagalan yang sesungguhnya.

Anda mungkin pernah gagal dalam berjuang, tetapi tidak ada kata gagal dalam perjuangan. Cobalah sahabat...

Salam sukses. .

Perbedaan Persepsi

Ada seorang ayah yang menjelang ajalnya di hadapan sang Istri berpesan DUA hal kepada dua anak laki-lakinya :

- Pertama : Jangan pernah menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu.
- Kedua : Jika pergi ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.

Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin.

Pada suatu hari sang Ibu menanyakan hal itu kepada mereka.
Jawab anak yang bungsu :
“Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih”.

“Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong, padahal sebetulnya saya bisa berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah itu, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak”.

Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, sang Ibu pun bertanya hal yang sama.
Jawab anak sulung :

“Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena Ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak pernah menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak susut”.

“Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam.
Karenanya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup.”
“Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris, karena mempunyai jam kerja lebih lama”.


MORAL CERITA :
Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan presepsi yang berbeda.
Jika kita melihat dengan positive attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita… pilihan ada di tangan anda.
"‘Berusahalah melakukan hal biasa dengan cara yang luar biasa’"

Kisah Wayan Mertayani yang Menjuarai Lomba Foto Internasional berkat Kamera Pinjaman


Mertayani dan foto karyanya yang menjadi juara. Foto: Chairul Amri /Radar Bali
Kisah Wayan Mertayani patut diacungi jempol. Meski tak punya kamera, gadis 16 tahun asal Karangasem, Bali, itu berhasil menjuarai lomba foto internasional di Belanda. Mei tahun lalu, dia bahkan diundang ke Negeri Kincir Angin tersebut. Kini, Wayan sedang menunggu hadiah uang yang dijanjikan dengan harapan bisa mengurangi kemiskinan keluarganya.
---------------------------------------------
CHAIRUL AMRI S., Karangasem
---------------------------------------------
Siang itu, langit di atas Pantai Bias Lantang tampak mendung. Meski demikian, pantai di Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, tersebut terlihat indah dipandang. Di pinggir pantai itu, terdapat sebuah rumah sangat sederhana, berukuran sekitar 3 x 4 meter. Semua dinding rumah tersebut terbuat dari gedek (anyaman bambu) dan beratap seng.

Itulah rumah Wayan Mertayani. Sehari-hari, gadis 16 tahun tersebut tinggal bersama ibunya, Ni Nengah Kirep, 45, dan adiknya, Ni Nengah Jati, 13. Untuk menyambung hidup, Kirep beternak ayam yang jumlahnya hanya belasan ekor. Selain itu, dia menjadi pemulung barang-barang bekas. Ketika Radar Bali (Jawa Pos Group) berkunjung ke rumahnya siang itu, Wayan sedang bersiap-siap berangkat sekolah. "Saya sekarang kelas satu SMA," kata Wayan yang akrab disapa Sepi itu karena lahir pas hari raya Nyepi.

Melihat kehidupan sehari-hari Wayan yang jauh dari kesan berkecukupan, mungkin tak akan pernah ada yang mengira bahwa gadis berwajah manis tersebut menjadi juara lomba foto internasional di Belanda. Tapi, itulah yang terjadi.

Bagaimana ceritanya? Semua itu bermula ketika Wayan berkenalan dengan Mrs Dolly Amarhoseija, turis asal Belanda, Juli 2009. Dari perkenalan tersebut, hubungan mereka kian akrab. Wayan yang sejak kecil bercita-cita menjadi wartawan tertarik pada kamera milik Dolly.

Oleh Dolly, Wayan diajari cara memotret. Selanjutnya, kamera digital itu dipinjamkan Dolly kepada Wayan. Betapa gembiranya Wayan saat itu. Berbekal kamera pinjaman milik Dolly, Wayan memotret sejumlah objek di sekitar rumahnya.

Di antara belasan objek yang dibidik Wayan, ada salah satu objek yang menarik perhatian Dolly yang memang menekuni bidang fotografi tersebut. Objek itu adalah potret pohon ubi karet dengan dahan tanpa daun yang tumbuh di depan rumah Wayan. Seekor ayam bertengger di salah satu dahan tanpa daun itu. Ada juga handuk merah jambu dan baju keseharian yang dijemur di bawahnya.

Karena dianggap bagus, atas seizin Wayan, foto tersebut dikirim Dolly ke Belanda untuk mengikuti lomba foto internasional 2009 yang dihelat Yayasan Anne Frank. Tak disangka-sangka, hasil jepretan Wayan dengan objek pohon ubi karet dan ayam itu ternyata memikat 12 fotografer dunia dari World Press Photo yang menjadi juri dalam ajang lomba tersebut. Objek yang dibidik Wayan itu pun akhirnya ditetapkan sebagai juara karena dianggap sangat tepat dengan tema dalam lomba tersebut: Apa Harapan Terbesarmu?.

Kabar membanggakan itu diterima Wayan akhir Desember 2009 melalui Merry. Dia adalah pemilik vila Sinar Cinta di Karangasem, Bali, yang juga teman Dolly. Atas prestasi tersebut, Wayan diundang ke Belanda pada 3 Mei lalu untuk menerima langsung hadiah. Yakni, kamera saku digital, laptop, serta uang Rp 40 juta.

Mengapa membidik ayam yang sedang bertengger di pohon ubi karet itu? "Ayam itu adalah simbol diri dan kehidupan keluarga kami. Ayam itu kalau panas kepanasan dan kalau hujan kehujanan. Sama seperti saya," jawab Wayan. Lebih lanjut, dia menceritakan, meski punya rumah, rumah yang dia tinggali itu tak ideal disebut rumah. "Karena atapnya seng, kalau panas kami kepanasan. Kalau hujan, kami kehujanan. Sebab, atapnya banyak yang bocor," ceritanya.

Ketika ditanya, apakah ada yang berubah setelah dia berhasil meraih juara bergengsi itu" Wayan hanya tersenyum. "Nggak ada yang berubah. Sama saja seperti dulu. Kami masih tinggal di gubuk ini. Kalau pun ada yang berubah, ya, saya banjir sanjungan, he" he" he?," kata Wayan dibarengi tawanya yang renyah. Terutama sanjungan dari teman-teman sekolah dan bapak/ibu gurunya.

Wayan mengakui, sejak dia mendapatkan penghargaan dari Yayasan Anne Frank, pandangan orang terhadap keluarganya berubah. Dulu, baik dia maupun ibunya kerap menuai cibiran dari sebagian warga. Meski demikian, apa yang pernah dia raih, rupanya tak membuat Wayan besar kepala. Dia masih tetap menjalani hidupnya seperti sebelum mendapatkan penghargaan. "Tentu saya bersyukur. Tapi, saya juga tidak mau berlebihan," kata penggemar berat novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ini.

Wayan mengatakan, hidup keluarganya memang masih jauh dari berkecukupan. Ayahnya meninggal, sejak Wayan masih balita. Untuk menyambung hidup, ibu Wayan bekerja serabutan. Selain beternak ayam dan menjadi pemulung, sang ibu, Kirep, juga berjualan makanan di tepi pantai. Tapi, untuk aktivitas ini, Kirep mengaku terpaksa berhenti. Itu karena sebulan terakhir ini kesehatannya terganggu. "Ibu saya terkena gangguan ginjal. Sebenarnya sejak 2003 lalu. Tapi, akhir-akhir ini sering kumat," papar Wayan yang kisah hidupnya telah dibukukan dengan judul Potret Terindah dari Bali ini.

"Ginjal kanan saya kumat lagi. Kalau angkat yang berat-berat terasa sakit," ujar Kirep, yang siang itu mendampingi puteri sulungnya. Dengan kondisi seperti itu, Kirep lebih banyak di rumah. Pagi hari dia hanya memulung. Selesai itu, dia pun kembali ke rumah untuk memasak serta mengurus ternak ayam serta kambing yang dia gembalakan di pinggiran pantai.

Dari ternak-ternak itulah, keluarga Kirep melanjutkan hidupnya. Kadang kala, dia terpaksa menjual kambing agar Wayan dan adiknya, Jati, bisa bersekolah. Termasuk, untuk makan sehari-hari bagi keluarganya.

"Seminggu lalu, saya terpaksa menjual ayam. Laku Rp 50 ribu. Kebetulan uang itu untuk biaya sekolah Wayan dan Jati," katanya. "Tiga minggu lalu saya melepas satu ekor kambing untuk dijual. Soalnya saya sudah bingung cari uang dapur dan uang untuk sekolah anak-anak saya," tambahnya, dengan kedua mata menerawang.

Saat ini, Wayan sedang menunggu hadiah uang senilai Rp 40 juta yang menjadi haknya atas prestasi yang diperoleh di Belanda. "Uang itu sedang diurus Bu Merry," kata Wayan, dengan mata berbinar penuh harap. Dia mengatakan, uang itu rencananya untuk membeli tanah, selanjutnya dibangun rumah. Sebab, rumah yang ditempati Wayan saat ini, bukan lah rumahnya sendiri. "Rumah itu bukan milik kami. Kami hanya disuruh menempati oleh orang yang kasihan dengan nasib kami," tutur Wayan.

Dengan nada bergetar, Wayan menceritakan, bahwa semula dia tinggal di rumah kakek dari ayahnya. Tapi, setelah sang ayah meninggal, tanpa alasan jelas, Kirep, Wayan dan adiknya yang saat itu masih balita, diusir oleh keluarga sang kakek. Selanjutnya, Wayan tinggal di rumah kakek dari ibunya. Di sini pun, nasib Wayan tak mujur.

Tak berapa lama, Kirep, Wayan dan adiknya juga diusir. Beruntung, dalam kondisi terkatung-katung itu, ada seorang yang iba. Dia adalah pemilik lahan pengeringan garam yang terletak di pinggiran Pantai Bias Lantang, Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem. Di atas lahan itu, kebetulan ada rumah, dan Kirep diperbolehkan tinggal di sana bersama dua anaknya, sampai sekarang.

Kisah pilu Wayan ini sudah dibukukan dengan judul Potret Terindah dari Bali yang disusun Pande Komang Suryanita. "Saya sangat berharap mendapat royalti dari buku itu. Rencananya akan kami buat tambahan membeli tanah dan membangun rumah," katanya.(jpnn/kum/jpnn.com)

Kunang-Kunang dan Pencemaran Udara

Kunang-KunangUdara merupakan komponen kehidupan sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Tanpa makan dan minum makhluk hidup masih dapat bertahan dalam beberapa hari. Namun, tanpa udara kehidupan tak bertahan lama. Udara mengandung komposisi gas alami yang penting bagi kehidupan. Seiring dengan berkembangnya pembangunan, kualitas udara mengalami perubahan dalam komposisinya yang telah berubah dari komposisi udara alamiah menjadi udara tercemar sehingga tak dapat menyangga kehidupan.Hasil pemantauan Kementerian Lingkungan Hidup melalui Air Quality Monitoring Station (AQMS), di 10 kota besar di Indonesia, enam di antaranya (Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Jambi, Pekanbaru) memiliki udara berkategori baik selama 22 sampai 62 hari dalam setahun atau tak lebih dari 17 persen. Di Pontianak dan Palangkaraya penduduk harus menghirup udara dengan kategori berbahaya selama 88 dan 22 hari. Khusus Jakarta, data AQMS menunjukkan, kualitas udara kategori baik di Jakarta selama 2001 hanya 75 hari. Pada 2002 angka itu menurun menjadi 22 hari dan pada 2003 sebanyak 26 hari. Pada 2004 warga Jakarta hanya menikmati udara dengan kategori baik selama 18 hari dalam kurun waktu satu tahun.

Untuk jangka waktu panjang penurunan kualitas udara akan mengganggu kehidupan makhluk hidup, terutama manusia yang terlibat langsung dengan kondisi tersebut. Udara tercemar mengandung gas berbahaya sehingga tak hanya menyebabkan penyakit, tetapi juga kepunahan populasi.

Dampak penurunan kualitas udara ini tercermin dari menurunnya populasi hewan kecil seperti kunang-kunang yang ternyata sudah jarang terlihat dan ditemukan di kota-kota besar. Bahkan di beberapa wilayah di dunia, populasi kunang-kunang menurun. Lebih dari 2000 spesies kunang-kunang tersebar di daerah tropis. Jumlah terbesar dan beragam ditemukan di Asia Tropical, Amerika Utara dan Tengah, serta 170 spesies ditemukan di Amerika Serikat. Di Indonesia di sepanjang aliran Sungai Kecil, daerah Lagoi, Kepulauan Riau ditemukan dua jenis kunang-kunang. Salah satunya termasuk genus Pteroptyx.

Keberadaan kunang-kunang dapat dijadikan indikator sehat tidaknya lingkungan. Binatang ini dapat hidup jika lingkungannya berudara segar, tanah subur, dan air jernih. Terbukti dari habitat kunang-kunang berada di tempat berkelembapan udara tinggi. Kebanyakan spesies kunang-kunang ditemukan di daerah dengan kelembaban tinggi dan hangat seperti kolam, sungai, payau, lembah, parit dan padang rumput. Udara lembab mengandung banyak uap air yang dimanfaatkan kunang-kunang untuk bernapas dan menghasilkan cahaya.

Kunang-kunang memiliki organ dan sel khusus (Photocytes) yang mampu menghasilkan cahaya, terdapat pada segmen pertama atau kedua terakhir dari abdomen. Kunang-kunang menghasilkan cahaya melalui serangkaian proses. Dari proses dihasilkannya cahaya dapat diketahui oksigen dan nitrogen monoksida dalam udara bersih memiliki peran vital. Pencahayaan ini berkait erat dengan tingkah laku kawin kunang-kunang, selain sebagai tanda peringatan bahaya serta untuk melindungi diri dari predator (Branham, 1998; Bongiovanni, 2001). Setiap spesies kunang-kunang memiliki cahaya berbeda, yang membedakan mereka berkomunikasi dengan yang lainnya.

Udara yang bersih akan melestarikan populasi kunang-kunang. Oleh karena itu mari menjaga kebersihan udara. Banyak hal sederhana yang dapat dilakukan mulai dari sekarang seperti merawat dan memperbanyak menanam pepohonan sehingga dapat membantu menetralisir udara di sekitar kita.

Sumber : surya.co

Feromon Cinta




Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu merasa tentram dengannya. Dan Dia menjadikan di antara kalian rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda –tanda (kekuasaan-Nya) bagi kaum yang berpikir. (Ar-Ruum: 21)

Seorang mahasiswa program doktor dalam bidang neurologi terkesima dengan ayat ke 21 dari surat Ar-Ruum yang dibacanya. Hatinya bergetar dan, seperti gayung bersambut, intelektualitasnya memerintahkan dirinya untuk mendalami makna ‘kasih sayang’¾salah satu tema sentral dalam kandungan firman Allah tersebut. Ada rahasia apa di balik ‘kasih sayang’? Bagaimana ‘kasih sayang’ mempengaruhi kehidupan manusia? Pertanyaan-pertanyaan semacam inilah yang ingin ia jawab. Meskipun demikian, ia sadar bahwa pertanyaan-pertanyaan itu bisa memberikan sejuta jawaban dan ia pun sadar akan keterbatasan dirinya. Nah, karena ia punya kompetensi dalam bidang neurologi, maka pertanyaan yang harus ia jawab adalah ‘Apa hubungan sistem saraf dengan kasih sayang?’. Wah…, Anda pasti setuju kalau ini pertanyaan sulit, tetapi toh mahasiswa ini tidak main-main. Ia bertekad kuat untuk dapat menjawabnya. Bahkan, ia berencana menjadikan jawaban tersebut sebagai bahan disertasinya kelak.

Entah kebetulan atau tidak, sang mahasiswa membaca dokumentasi kitab Negarakertagama yang dikarang Mpu Prapanca pada zaman Majapahit itu. Salah satu bab kitab tersebut memuat pernyataan yang semakin mengobarkan semangat sang mahasiswa. Inti pernyataan tersebut adalah: Sebuah jalinan cinta antara dua orang anak manusia tidak akan bertahan lama tanpa adanya rasa kasih sayang. Keabadian cinta ditentukan oleh besarnya rasa kasih sayang itu.
**
Awal perjalanan panjang dari penelitiannya ini adalah diri dan keluarganya sendiri. Pada suatu malam ia berbincang-bincang dengan istri tercinta di kamar mereka. Sang istri berkata, “Pa…, kita sudah lama menikah dan berkeluarga. Tapi, kok, sekarang mama ngerasa tidak punya perasaan ‘yang spesial’, sih, sama Papa ? Kayaknya biasa-biasa aja, tuh. Nggak seperti waktu di awal pernikahan kita dulu. Mmm…, tapi…, ada tapi-nya, nih. Kalau Papa pergi ke luar kota atau, pokoknya, berada di luar rumah sampai larut malam, anehnya Mama ngerasa kangen sama Papa. Bener, deh, Pa!” Sang mahasiswa tersenyum mendengar perkataan istrinya sembari menyahut, “Wah, berarti Mama sama kayak Papa, dong. Papa juga kayak begitu, persis! Ya, udah, deh. Papa izinin Mama sering-sering pergi kayak Papa, supaya rasa kangen Papa semakin bertambah dan akhirnya Papa tambah sayang, deh, sama Mama, ha…ha…” “Iiih…, Papa gitu, deh.”, sambut istrinya menimpali canda sang mahasiswa.
Obrolan ringan dengan istrinya malam itu menjadi salah satu inspirasi sang mahasiswa. Ia lantas melakukan observasi terhadap pasangan suami-istri yang baru setahun-dua tahun menikah dan pasangan yang sudah mengarungi kehidupan rumah tangga lebih dari sepuluh tahun. Ia ingin membandingkan pandangan kedua jenis pasangan tersebut tentang ‘kehidupan kasih sayang’ mereka.
Singkat cerita, sang mahasiswa berhasil dalam observasinya. Ia pun berlanjut pada penelitian skala laboratorium. Ia ‘menganiaya’ sistem saraf manusia dengan intelektualitasnya. Ia berpikir bahwa ada bagian dari sistem saraf yang memainkan sebuah peran penting ketika seseorang jatuh cinta. Ketika dua orang muda-mudi saling merindu, merasa damai dan senang ketika saling bertemu, dan saat mereka mampu merasakan bahwa pasangan mereka berada tidak jauh dari mereka meskipun mereka tidak melihatnya, pasti ada bagian dari sistem saraf yang secara aktif bekerja mengendalikan semua itu. Ketika suatu periode telah terlewati, misalnya setelah pernikahan berlangsung cukup lama seperti yang ia alami bersama istrinya, perasaan cinta itu tidak segencar seperti pada awalnya. Intensitasnya menurun. ‘Bagian sistem saraf’ itu sepertinya tidak aktif lagi. Ada sesuatu yang berubah. Namun, mengapa rasa ‘rindu’ masih ada?
**
Sepuluh tahun berselang sejak sang mahasiswa memulai ‘proyek kasih sayang’nya itu. Kerja keras dan keringatnya yang terjatuh selama satu dekade ternyata tidak sia-sia. Penelitiannya membuahkan hasil yang sangat spektakuler.
Berdasarkan penelitiannya, sang mahasiswa menyatakan bahwa ketika seseorang sedang jatuh cinta, kelenjar hipotalamus yang berada di dasar otak besarnya mensekresikan hormon tertentu. Hormon itu selanjutnya merangsang pembentukan feromon ‘cinta’. Feromon ini dikeluarkan oleh mekanisme tubuh seseorang yang jatuh cinta dan hanya bisa ‘dicium’ oleh lawan jenisnya yang mencintai dan dicintainya. Proses ‘penciuman’ ini tidak disadari alias bersifat instinktif atau berdasarkan feeling belaka. Berkat feromon inilah, seseorang dapat merasakan bahwa kekasihnya berada di dekatnya meskipun ia tidak melihatnya secara fisik. Secara keseluruhan, hormon dan feromon ini memainkan peran sebagai instrumen yang membuat rasa cinta begitu menggebu-gebu dalam diri dua sejoli.
Sang mahasiswa mengklaim bahwa masa aktif hormon temuannya itu cuma empat tahun dan bersifat periodik (meskipun periodenya nggak jelas). Setelah empat tahun sejak seseorang mengalami jatuh cinta, produksi hormon ‘cinta’ ini berhenti. Pembentukan feromon pun secara otomatis berhenti. Pada saat seperti ini, rasa cinta tidak lagi menggebu-gebu, bahkan cenderung digantikan dengan rasa bosan. Tidak heran jika banyak kisah cinta muda-mudi tidak berlangsung lama, alias ‘putus’ di tengah jalan. Kalau dihubungkan dengan aktivitas hormon ‘merah muda’ ini, berarti penyebab mereka ‘putus’ adalah habisnya masa aktif hormon tersebut.
Di antara sekian banyak muda-mudi yang dirundung cinta (bukan ‘malang’, lho!), ternyata ada yang berhasil mempertahankan hubungan mereka sampai akhirnya menikah. Nah, pada tahun-tahun awal pernikahan setiap pasangan suami-istri, hormon ini akan kembali dihasilkan. Perasaan cinta akan sangat berbunga-bunga, hubungan mereka terlihat mesra secara fisik (artinya kemesraan mereka mudah dilihat orang lain dengan frekuensi tinggi), dan kalau ditanya mengenai kehidupan cinta mereka, mereka akan menjawabnya dengan kata-kata berbau cinta. Pokoknya, tiada hari tanpa kebahagiaan cinta di sisi pasangan masing-masing!
Seiring dengan bertambahnya usia pernikahan, grafik sekresi hormon ini ternyata menurun sampai akhirnya masa aktifnya pun selesai. Jadi, wajar jika istri sang mahasiswa tidak lagi punya perasaan yang begitu spesial kepada suaminya. Namun, ini tentu ada perbedaannya dengan pasangan muda yang berpacaran. Kalau pasangan muda bisa ‘putus’, tidak berarti pasangan tua seperti sang mahasiswa dan istrinya harus bercerai. Hubungan mereka ternyata baik-baik saja dan, bahkan, ada satu rasa yang menjadi kekuatan hubungan mereka. Rasa itu adalah rasa rindu.
Kerinduan adalah perasaan yang begitu hebat, begitu gaib, dan sangat misterius. Ia terlalu tinggi untuk dibandingkan dengan ‘cinta’. Rindu adalah sebuah bentuk kekuatan.
**
Mengapa rasa rindu itu hadir? Mengapa sang mahasiswa dan istrinya mampu mempertahankan hubungan pernikahan mereka? Inilah soal-soal yang akhirnya terjawab oleh sang mahasiswa. Ia menjawab dengan mengembalikan semua penelitiannya kepada al-Quran; kitab suci yang telah menggugah jiwa keilmuannya untuk mengungkap rahasia ciptaan Allah.
Sang mahasiswa semakin percaya diri untuk menyatakan bahwa hubungan cinta tidak akan bertahan lama jika hanya dilandasi ketertarikan fisik, kelebihan-kelebihan dalam diri pasangan, dan hal-hal materi-duniawi lainnya. Keterlibatan ‘sesaat’ hormon dan feromon ‘cinta’ menunjukkan bahwa hal-hal yang bersifat ‘materi’ bukan jaminan keabadian cinta. Sang mahasiswa akhirnya berkesimpulan bahwa ‘resep’ utama untuk mempertahankan hubungan cinta antara dua anak manusia adalah menumbuhkan rasa kasih sayang.. Hubungan cinta mudah putus jika tidak berdasarkan kasih sayang.
Kasih sayang adalah cinta yang sesungguhnya. Kasih sayang-lah yang digunakan Allah dalam memelihara semua makhluk-Nya. Kasih sayang-lah yang menjadi belaian setiap orang tua dalam merawat dan membesarkan anak-anaknya. Kasih sayang adalah salah satu bentuk cinta yang tertinggi.
**
Rasa ‘cinta’ antar sesama manusia ternyata penuh dengan unsur materialisme. Penelitian sang mahasiswa, menurut saya, secara tidak langsung membuktikan keberadaan unsur tersebut. Sang mahasiswa sendiri yang akhirnya membuktikan bahwa materialisme cinta bagaikan bangunan rapuh yang terlihat kokoh. Materialisme itu adalah tipu daya yang pasti hancur jika penikmat cinta tidak menyuburkan rasa kasih sayang. Kasih sayang tak akan subur, kecuali ia mampu membangun kekuatan ruhiyah.
Kekuatan ruhiyah adalah idaman semua kita yang menghendaki cinta sejati. Kekuatan ruhiyah dibangun dengan cara mendekatkan diri kepada Allah sesuai tuntunan Allah dan Rasulullah saw. Dalam mencintai sesama manusia, seseorang yang berkekuatan ruhiyah tinggi mampu memaknai perasaan cintanya. Ia yakin seyakin-yakinnya bahwa rasa cinta itu harus didasari pengharapan atas ridha Allah semata. Ketika cinta itu muncul, ia berharap-harap cemas akan perasaan cintanya. Ia sangat takut jika cinta itu hanya menjadi alat pemuas syahwatnya. Ia pun sangat khawatir kalau-kalau cinta yang baru saja hadir itu mendominasi jiwa raganya. Kecemasan ini pada gilirannya membuat ia semakin sigap untuk menyadari bahwa…
**
Bahwa ia mencintai sesama manusia karena ia mencintai Allah. Bahwa ia mencintai sesama manusia karena tahu bahwa Allah mengasihi setiap manusia yang menebar cinta di muka bumi. Bahwa cinta Allah-lah yang seharusnya menjadi berlian setiap hati mranusia. Cinta kepada Allah-lah yang wajib mendominasi seluruh relung hatinya. Dengan begitu, insya Allah dirinya akan menjadi taman kasih sayang bagi orang lain, bahkan bagi setiap makhluk-Nya . Insya Allah, Allah akan memudahkan ia dalam menyuburkan bunga ‘kasih sayang’ dalam taman kasih sayang itu. Kesuburan bunga itu membuat orang lain senang mengunjunginya. Ia akan merasakan kenikmatan yang tiada tara dan ia pun tak akan pernah mengenal ‘putus cinta’.