Dalam proses ada doa yang beriringan agar jiwa tak strees
Semua butuh "proses" pada waktunya
Saat lama tidak menulis
Berbuka menunggu asa
Menunggu berbuka dibulan ramadhan adalah hal yang sangat di tunggu-tunggu manusia.
Melihat jam dengan penuh seksama, bahkan satu menitpun amatlah berharga. Tidak pernah tersia-tersia, tapi yang namanya kebanyakan manusia ingin menghilangkan efek negatif ( lapar ) dengan menyibukkan berbagai cara, sambil menunggu suara merdu dari muadzin di sana.
Yang biasanya acuh dengan suaranya, akhirnya di bulan yang mulia ini para manusia senantiasa menunggu kehadiran suaranya... :)
Menunggu suaranya ada yang bertilawah, berchating, atau bahkan ada yang nongkrong di pinggir jalan. Sungguh kemuliaan bulan ramadhan masih di anggap seperti bulan-bulan biasa, padahal jika pahala di
wujudkan dengan perhiasaan yang berkilauan maka yang namanya menggunakan waktu untuk kesia-siaan itu tidak akan pernah ada.
Banyak yang berlomba untuk memperoleh apa yang di inginkannya.
Selamat menunggu berbuka
cerita malam, cerita inspirasi :)
di sebuah rumah tangga, ada sepasang suami istri yang akan tidur,,,
suatu kali, seorang suami bertanya kepada istrinya,,
suami : Wahai Istriku tercinta, Apakah saya pernah berada dalam mimpi kamu?? ( tanya suami dengan lemah lembut )
Istri : Tidak pernah!!! ( jawab sang istri dengan ketus )
Suami : Mengapa tidak pernah!! ( balas suami dengan nada tinggi )
Istri : karena saya selalu membaca Ayat Kursi, surat An-Nas, Al Ikhlas, Al Falaq 3 kali sebelum akan tidur... ( jawab sang istri sambil menarik selimut,,,,)
hikmahnya,
Sabar itu adalah ilmu dalam sebuah organissasi,
saling mengerti adalah cabang dalam komunikasi,
instropeksi adalah hal yang harus digaris bawahi,
berdoa sebelum tidur, supaya syaiton tidak menemani,,,:)
Misteri Hari Jum'at
~ kehidupan pena ~
tapi saya mencoba untuk sedikit berbagi inspirasi dari pena tersebut,
ya, pena adalah benda yang dapat menuliskan sebuah kata dan kalimat dengan tinta yang sudah di jatah oleh pabriknya.
teruss tiap hari, pena itu menulis dan terus menulis kata demi kata,
kalimat demi kalimat hingga paragraf dan hampir berlembar-lembar ia tuliskan, bahkan rasa lelah, pegal, dan rasa yang lainnya,,,
ia terus menuliskan sampai akhirnya tinta pena itu habis,,,,
so,
jika kita menuliskan kata dan kalimat yang baik, maka tinta tidak akan sia-sia,,,
tapi,
jika kita menuliskan kata dan kalimat yang belum baik, nahh itu yang sia-sia,,,
0.gge mengibaratkan,
pena adalah jasad kita,
tintanya adalah jatah umur hidup kita,
serta tulisan tiap tulisan itu adalah amalan keseharian kita,,,
jika hidup kita tidak ingin sia-sia,
maka goreskan tinta-tinta dengan menuliskan hal kebaikan, kebaikan, dan kebaikan,
jika hidup kita ingin bahagia,
pelajari Al Quran dan Assunah sesuai fitrohnya manusia,
saling berbagi bersama, dan lakukan serta usahakan hal yang terbaik untuk Allah dan alam semesta,,,
kembalilah sesuai pada fitrohNya,,,
jalankan hidup sesuai Syariat Allah ta'ala,,,
jangan sampai tinta kita terbuang sia-sia, karena hanya memikirkan harta, tahta, wanita dan golongan yang di anutnya... :)
~ pena.my.inspiration ~
my father, my inspiration
ketika itu saya dan bapak berhenti dan duduk di galengang dekat sebuah bedengan kotak kecil dari ukuran sawah, dan di situlah ditanamin padi, sebelum padi ditanami di areal yang luas.
"nang, ngerti kenapa benih padi ini ditanam di bedengan kecil ini??" bapak bertanya sambil menunjuk kebedengan itu.
"tidak, pak,,, memangnya kenapa pak??" celetuk saya menjawab pertanyaan bapak saya.
kemudian bapak saya bercerita,
"nang, bedengan ini untuk awal padi ditanam sebelum ditanam ke areal yang luas, karena dengan di bedeng kecil ini mudah untuk dipantau, dirawat, dan ketika ada keong, ada belalang, dan ada hama lainnya, maka akan mudah untuk menghalaunya nang, " bapak berhenti sejenak dan membetulkan letak duduknya , kemudian melanjutkan lagi,
"setelah, padi agak besar, maka harus ditanam di areal yang lebih luas nang, namanya "tandur" (ditoto karo mundur bahsa jawanya alias di tata sambil mundur), agar padi tadi biar tumbuh, besar, berkembang, dan menghasilkan benih-benih padi yang banyak nang..." setelah itu, bapak saya bertanya...
"nang ngerti tidak, sebenarnya ini ada inspirasi yang terkandung dalam proses penanam padi ini nang,,, bapak menyekolahkan kamu, mbak, mas, adik, dan masih dalam lingkungan keluarga, masih dalam pantauan bapak, nah,,, ini kalian masih dalam bedengan kecil ini nang, bapak masih bisa memantau kalian, menasehati, memberikan buku biar kalian baca," saya tertegun dan mengangguk-angguk membenarkan perkataan bapak saya.
"dan setelah kalian menginjak remaja dewasa nang, kalian bapak sekolahkan keluar kota, untuk menimba ilmu agama, ilmu dunia, menambah pengalaman, dengan berbagai rintangan, cobaan, tapi bapak yakin kalian akan berusaha untuk menyelesaikan sendiri, dan agar menjadi manusia yang bisa menghasilkan manfaat buat orang lain, buat agama, dan bapak lebih sulit untuk memantau kalian nang, tapi bapak percaya kalian, ketika pulang bapak tidak minta laporan apa-apa dari kalian, tetapi kalian bercerita sendiri,,," bapak membetulkan tempat duduknya yang kedua kalinya, karena bedengan itu keras sekali.
"bapak, tidak minta apa-apa dari kalian kok nang, bapak pengen anaknya sholeh, sholehah, berbakti dengan orang tua, sama Allah ta'ala, menjadi manusia seperti filosofi padi, semakin banyak ilmu, semakin dewasa, maka akan "andap asor" alias menunduk,,,," hatiku sejenak dug, inilah bapakku, inilah bapakku, inilah motivasiku.
[ 0.ranggenah92.154.inspiration.from.father ]
i don't know - muhasabah diri
sholatku selama 19 tahun lebih beberapa bulan
berapa yang diterima oleh Allah ta'ala??
puasaku selama 19 tahun lebih beberapa bulan
berapa yang diterima oleh Rabb pencipta jiwa dan ragaku??
pantaskah aku disebut seorang taqwa jika maksiat masih aku jaga,
pantaskah aku disebut seorang muslim jika setiap hari masih melalaikanMu??
Rabb,
aku tidak pantas masuk surgaMu, tapi aku takutkan NerakaMu...
ada orang yang berkata,
jika sudah mengucapkan kalimah syahadah, pasti masuk surga, walau.....
sebelum ke surga harus masuk neraka dahulu...
tapi seketika masuk dalam nerakaMu, kepala mendidih, otak hancur, dan matapun melebur, tengkorakpun meleleh,,,
apakah setiap amalanku ada setitik embun yang hitam kelamnya syirik???
kebaikan hanya satu....
Kebaikan seseorang itu berbeda-beda
Ada orang yang menyebutnya kebaikan kalau menurut orang banyak itu adalah sebuah kebaikan
Ada pula yang mengatakan bahwa kebaikan itu muncul karena tidak melanggarnya aturan yang dibuat manusia
Sepertinya sebuah kebaikan yang sebenarnya itu telah di lalaikan manusia...
Karena kebaikan yang sebenarnya itu adalah kebaikan menurut Allah dan RasulNya...
Bila ingin mengetahui apa saja kebaikan itu, jangan pernah berputus asa untuk mencari ilmu tentang kebaikan yang sebenarnya itu secara bersama-sama,
Jangan sampai kita tidak tahu kebaikan yang sebenarnya itu,,,
Karena kebaikan yang sebenarnya itu adalah kebaikan yang menentukan akhir pertemuan kita dengan sanak saudara, sahabat, serta orang tua...
salam pencari kebaikan...
"salahuddin al ayyubi generation"
Motivasi dari waktu
- Dari awal ketika saya bangun pagi, saya teringat bahwa nanti ada rapat pengurus LDK pukul 06.00 yang tidak boleh terlambat. Dan itu merupakan amanah yaitu undangan yang wajib di datangi jika tidak ada halangan.
- Persiapan barang yang akan saya pakai, dan semuanya harus dipersiapkan, dan itulah yang saya sebut dengan “prepare before action” yaitu mempersiapkan apa yang akan saya bawa, jadi saya tidak akan gegabah dan mengantisipasi barang yang tertinggal.
- Dorongan dari kedua orang tua saya, dari setiap katanya mengeluarkan mutiara yang menjadi doa, dan itu memberikan spirit untuk menjadi lebih baik, menjadi lebih berani dalam kebaikan. walaupun kata-kata mutiara beliau tidak di keluarkan tiap jam, dan pastinya ada sedikit bumbu omelan-omelan yang menjadi keasyikan menjadi seorang anak.. J
- Dan melihat alam sekitar, kabut putih di pagi hari, mendengarkan hewan-hewan besi berkoar, merasakan dingin suasana luar, dan melihat banyak manusia dengan aktifitasnya sendiri-sendiri.
- “WAKTU” yang menggerakkan saya untuk berbuat di luar perkiraan saya. Dan saya tidak pernah memikirkan sebuah kecelakaan konsekuensinya, tapi karena ada dorongan/motivasi dari waktu, maka saya bisa menghadapi banyak bus, truck dari arah depan. Entah berapa kali saya tadi harus merasakan nyaris “kecelakaan” tapi karena ada motivasi dari waktu yang membuatku bergerak lebih cepat, lebih cermat, lebih akurat. Dan saya masih terpikir-pikir sampai saya duduk mengikuti rapat tadi pagi tepat pukul 06.08 WIB walaupun terlambat 8 menit, tidak masalah, yang jelas banyak inspirasi yang dapat saya ambi untuk hari ini...
Arti Penting Angka 0
Apa pentingnya angka 0 dalam ilmu hitung?
Secara historis, ditemukannya angka 0 pertama kali oleh Muhammad bin Ahmad merupakan sebuah hasil pemikiran mendalam untuk menjawab masalah penghitungan bilangan di masa itu. Menuliskan bilangan dalam jumlah besar, dengan menggunakan angka-angka yang demikian rumit seperti angka Romawi sangatlah sulit. Jumlah bilangan puluhan, ratusan hingga ribuan dalam angka Romawi masih bisa dituliskan dan dihafal bentuknya. Misalnya, X (10), XX (20), C (100), M (1.000). Namun, bila jumlah bilangan jutaan, milyaran, atau triliunan tentu sangat sulit menuliskannya dalam angka Romawi. Karena itu, penemuan angka 0 ini memiliki arti penting dalam penghitungan dan penulisan bilangan.
Pemikiran Muhammad bin Ahmad tersebut kemudian dilanjutkan oleh Muhammad bin Musa Al Kwarizmy, seorang tokoh penemu perhitungan Al Jabar yang menjadi dasar ilmu pasti, yang dilahirkan di Khiva (Iraq) pada tahun 780 M. Dia juga berjasa dalam ilmu ukur sudut melalui fungsi sinus dan tangent, persamaan linear dan kuadrat serta kalkulus integral. Tabel ukur sudutnya (Tabel Sinus dan Tangent) menjadi rujukan tabel ukur sudut saat ini. Selain ahli matematika, ia juga ahli geografi, sejarah dan musik. Karya-karyanya di bidang matematika terdapat dalam Kitabul Jama wat Tafriq dan Hisab al-Jabar wal Muqabla. Hasil karya Al-Khwarizmi inilah yang kemudian menjadi rujukan dan mempengaruhi pemikiran para ilmuwan Eropa, seperti Jacob Florence, serta Leonardo Fibonacci yang kemudian lebih dikenal masyarakt dunia sebagai ahli matematika Al Jabar. Penemuan angka 0 ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dunia karena dengan angka 0 tersebut, kini kita dapat dengan mudah menuliskan jumlah bilangan dari yang terkecil hingga yang tertinggi dengan bantuan angka 0.
Filosofi Angka 0
Angka 0 memiliki arti filosofis dalam diri dan kehidupan kita. Pertama, ketika kita mengartikan angka 0 sebagai kelipatan, maka 0 berarti titik tolak untuk melipatgandakan kemampuan kita, serta hasil yang ingin kita capai dari proses upaya yang kita pilih dalam menyikapi dan melakukan sesuatu. Upaya atau cara yang salah bisa menghasilkan kesalahan atau melipatgandakan kerugian. Demikian pula sebaliknya, ketika upaya kita benar atau baik, maka hasilnya adalah kebaikan yang berlipat dan kita menemukan banyak kebenaran.
Kedua, dengan adanya angka 0, kita dapat mengenal nilai angka-angka lainnya. Angka 1 akan bernilai lebih besar jika diikuti angka 0 menjadi angka 10. Dalam skala 1-10, angka 10 merupakan nilai yang sempurna. Angka 0 membuat angka 1 lebih bernilai, dan angka 1 bisa membuat angka 0 ada nilainya, yaitu 0 satuan. Hal ini menunjukkan arti bahwa sesuatu memiliki manfaat, dan kebermanfaatan itu bisa dinilai ketika sesuatu tersebut mampu mengisi kekosongan dan menutupi kekurangan. Tanpa memahami kekurangan, kita tidak akan menggali dan mencari, serta memanfaatkan kelebihan kita untuk menutupi kekurangan tersebut. Tidak akan ada yang sempurna tanpa adanya yang tak sempurna. Nilai manfaat inilah yang menjadikan sesuatu bermakna dan penting dalam hidup kita hingga bisa menyirnakan kekosongan tersebut. Jika kita resapi dan kita hayati, fungsi dan nilai kehidupan kita terletak pada memberi manfaat. Kebermanfaatan atau kebergunaan kita dimulai untuk diri sendiri, keluarga, saudara, sahabat, masyarakat, bangsa dan negara serta agama kita. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan olehBukhari “Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.”
Ketiga, angka 0 dalam sistem binary berarti tiada. Dalam filosofi agama, angka 0 bisa diartikan sebagai kembalinya diri terhadap penyucian jiwa dan ketulusan hati, sehingga 0 merupakan titik keikhlasan dan penyerahan, mengosongkan dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Keikhlasan ini menjadi dasar tumbuhnya upaya untuk menjaga hati dari penyakit hati, mengikhlaskan hati untuk memaafkan dan menerima kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam diri dan hidup kita, bahkan memahami kekurangan orang lain.
Arti angka 0 dalam kehidupan sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari, angka nol memiliki arti dan peran penting dalam hubungan sosial kita, hubungan vertikal dan spiritual kita dengan Allah SWT, serta berperan banyak dalam perhitungan dan penghitungan nilai materi dan keadaan yang kita hadapi. Kita mungkin sering mendengar istilah “kembali ke titik nol” yang dapat menggambarkan sebuah kondisi keterpurukan, musibah hingga bentuk kepasrahan dan penyerahan atas kehendak terbaik Yang Maha Berkehendak. Hal ini memberikan makna bahwa titik nol tersebut merupakan awal atau bahkan hakikat hidup manusia yang sebenarnya, tidak memiliki apa-apa karena semua yang melekat pada dirinya hanyalah titipan semata-mata saat menjalankan peran kehidupannya. Dengan demikian, angka 0 memiliki arti dan berperan dalam meningkatkan kehidupan ruhani kita.
Pada moment tertentu, kita juga mungkin pernah mendengar kalimat “dimulai dari titik nol ya” Kalimat seperti ini begitu akrab selama bulan Suci Ramadlan dan masa Idul Fitri khususnya sebagai sebuah standar operasional prosedur Pertamina Pasti Pas. Berkaitan dengan hal ini, angka nol dapat kita artikan dan kita makani sebagai kembalinya hati kepada kesucian, memulai kembali hubungan yang terbuka, saling memaafkan dan berupaya untuk tidak saling menyakiti. Angka 0 memili esensi fitrah dan urgensi membuka maaf di hati, memperbaiki setiap kesalahan dengan sesuatu yang lebih berguna dalam mengelola hubungan interpersonal (sosial) dan intrapersonal kita. Tidak salah jika kita persepsikan Ramadlan dan Idul fitri sebagai momentum untuk menginsyafkan dan mengingatkan kita akan pentingnya mengembalikan kondisi hati dan jiwa kita kepada titik nol agar kita mampu memahami hidup dan hati kita secara utuh sebagai makhluk-Nya sepanjang waktu yang diberikan-Nya.
Dalam penghitungan sehari-hari, angka nol yang hadir berurutan merupakan sebuah kelipatan, bisa berlipat makin kecil atau makin besar. Misalnya, 0.1, 0.01, 0.001 dan seterusnya, semakin banyak angka 0 di depan angka yang diikutinya, maka semakin kecil nilainya. Sebaliknya, semakin banyak angka 0 mengikuti angka (1,2,3,4,5,6,7,8,9) di depannya baik tunggal maupun tidak, maka semakin tinggi nilainya. Misalnya, dalam sistem keuangan dan penilaian materi, angka 0 yang menempati 6 digit setelah angka 1 di depannya (1.000.000) tentu lebih besar nilainya daripada 1.000 atau 300.000. Hal ini menunjukkan arti bahwa angka 0 meskipun berarti kosong akan bernilai jika menyertai angka-angka lainnya dan membentuk sebuah kelipatan, baik kecil maupun besar.
Dengan adanya angka 0, kita akan memahami arti penting 1,2,3…, sehingga kita mampu menghargai, memahami, menyikapi kekurangan dan ketidaksempurnaan sebagai bagian dari proses kehidupan yang dalam kondisi tertentu memiliki kebergunaan dan kebermanfaatan dalam menjalani kehidupan kita.
Tebak apa nih...
FOKUS..KONSENTRASI,,,,,dan Rasakan apa yang terjadi...
Cerita Gajahku kecil talimu

Ketika teman saya sedang melewati gajah, ia tiba-tiba berhenti, bingung dengan makhluk-makhluk besar yang diikat oleh tali kecil pada kaki depan mereka. Gajah tidak rantai, juga tidak dikandang. Sudah jelas gajah bisa melepaskan diri kapan saja dari tali yang mengikat gajah tersebut. Teman saya bertanya ke pelatih yang ada didekatnya, kenapa hewan-hewan besar (gajah) itu tidak berusaha melarikan diri, padahal itu adalah sangat mudah untuk gajah lakukan.
Berapa banyak dari kita menjalani hidup tergantung pada keyakinan bahwa kita tidak bisa melakukan sesuatu, hanya karena kita gagal sekali sebelumnya? Kita telah tumbuh lebih dewasa, paling tidak telah bertambah usia dan pengalaman hidup. Jadi mari kita coba ulangi apa yang kita takut karenanya, bukan untuk gagal lagi, tetapi untuk menutup ketakutan dengan keberhasilan.
Perbedaan Persepsi
"‘Berusahalah melakukan hal biasa dengan cara yang luar biasa’"
Kisah Wayan Mertayani yang Menjuarai Lomba Foto Internasional berkat Kamera Pinjaman
CHAIRUL AMRI S., Karangasem
---------------------------------------------
Siang itu, langit di atas Pantai Bias Lantang tampak mendung. Meski demikian, pantai di Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, tersebut terlihat indah dipandang. Di pinggir pantai itu, terdapat sebuah rumah sangat sederhana, berukuran sekitar 3 x 4 meter. Semua dinding rumah tersebut terbuat dari gedek (anyaman bambu) dan beratap seng.
Itulah rumah Wayan Mertayani. Sehari-hari, gadis 16 tahun tersebut tinggal bersama ibunya, Ni Nengah Kirep, 45, dan adiknya, Ni Nengah Jati, 13. Untuk menyambung hidup, Kirep beternak ayam yang jumlahnya hanya belasan ekor. Selain itu, dia menjadi pemulung barang-barang bekas. Ketika Radar Bali (Jawa Pos Group) berkunjung ke rumahnya siang itu, Wayan sedang bersiap-siap berangkat sekolah. "Saya sekarang kelas satu SMA," kata Wayan yang akrab disapa Sepi itu karena lahir pas hari raya Nyepi.
Melihat kehidupan sehari-hari Wayan yang jauh dari kesan berkecukupan, mungkin tak akan pernah ada yang mengira bahwa gadis berwajah manis tersebut menjadi juara lomba foto internasional di Belanda. Tapi, itulah yang terjadi.
Bagaimana ceritanya? Semua itu bermula ketika Wayan berkenalan dengan Mrs Dolly Amarhoseija, turis asal Belanda, Juli 2009. Dari perkenalan tersebut, hubungan mereka kian akrab. Wayan yang sejak kecil bercita-cita menjadi wartawan tertarik pada kamera milik Dolly.
Oleh Dolly, Wayan diajari cara memotret. Selanjutnya, kamera digital itu dipinjamkan Dolly kepada Wayan. Betapa gembiranya Wayan saat itu. Berbekal kamera pinjaman milik Dolly, Wayan memotret sejumlah objek di sekitar rumahnya.
Di antara belasan objek yang dibidik Wayan, ada salah satu objek yang menarik perhatian Dolly yang memang menekuni bidang fotografi tersebut. Objek itu adalah potret pohon ubi karet dengan dahan tanpa daun yang tumbuh di depan rumah Wayan. Seekor ayam bertengger di salah satu dahan tanpa daun itu. Ada juga handuk merah jambu dan baju keseharian yang dijemur di bawahnya.
Karena dianggap bagus, atas seizin Wayan, foto tersebut dikirim Dolly ke Belanda untuk mengikuti lomba foto internasional 2009 yang dihelat Yayasan Anne Frank. Tak disangka-sangka, hasil jepretan Wayan dengan objek pohon ubi karet dan ayam itu ternyata memikat 12 fotografer dunia dari World Press Photo yang menjadi juri dalam ajang lomba tersebut. Objek yang dibidik Wayan itu pun akhirnya ditetapkan sebagai juara karena dianggap sangat tepat dengan tema dalam lomba tersebut: Apa Harapan Terbesarmu?.
Kabar membanggakan itu diterima Wayan akhir Desember 2009 melalui Merry. Dia adalah pemilik vila Sinar Cinta di Karangasem, Bali, yang juga teman Dolly. Atas prestasi tersebut, Wayan diundang ke Belanda pada 3 Mei lalu untuk menerima langsung hadiah. Yakni, kamera saku digital, laptop, serta uang Rp 40 juta.
Mengapa membidik ayam yang sedang bertengger di pohon ubi karet itu? "Ayam itu adalah simbol diri dan kehidupan keluarga kami. Ayam itu kalau panas kepanasan dan kalau hujan kehujanan. Sama seperti saya," jawab Wayan. Lebih lanjut, dia menceritakan, meski punya rumah, rumah yang dia tinggali itu tak ideal disebut rumah. "Karena atapnya seng, kalau panas kami kepanasan. Kalau hujan, kami kehujanan. Sebab, atapnya banyak yang bocor," ceritanya.
Ketika ditanya, apakah ada yang berubah setelah dia berhasil meraih juara bergengsi itu" Wayan hanya tersenyum. "Nggak ada yang berubah. Sama saja seperti dulu. Kami masih tinggal di gubuk ini. Kalau pun ada yang berubah, ya, saya banjir sanjungan, he" he" he?," kata Wayan dibarengi tawanya yang renyah. Terutama sanjungan dari teman-teman sekolah dan bapak/ibu gurunya.
Wayan mengakui, sejak dia mendapatkan penghargaan dari Yayasan Anne Frank, pandangan orang terhadap keluarganya berubah. Dulu, baik dia maupun ibunya kerap menuai cibiran dari sebagian warga. Meski demikian, apa yang pernah dia raih, rupanya tak membuat Wayan besar kepala. Dia masih tetap menjalani hidupnya seperti sebelum mendapatkan penghargaan. "Tentu saya bersyukur. Tapi, saya juga tidak mau berlebihan," kata penggemar berat novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ini.
Wayan mengatakan, hidup keluarganya memang masih jauh dari berkecukupan. Ayahnya meninggal, sejak Wayan masih balita. Untuk menyambung hidup, ibu Wayan bekerja serabutan. Selain beternak ayam dan menjadi pemulung, sang ibu, Kirep, juga berjualan makanan di tepi pantai. Tapi, untuk aktivitas ini, Kirep mengaku terpaksa berhenti. Itu karena sebulan terakhir ini kesehatannya terganggu. "Ibu saya terkena gangguan ginjal. Sebenarnya sejak 2003 lalu. Tapi, akhir-akhir ini sering kumat," papar Wayan yang kisah hidupnya telah dibukukan dengan judul Potret Terindah dari Bali ini.
"Ginjal kanan saya kumat lagi. Kalau angkat yang berat-berat terasa sakit," ujar Kirep, yang siang itu mendampingi puteri sulungnya. Dengan kondisi seperti itu, Kirep lebih banyak di rumah. Pagi hari dia hanya memulung. Selesai itu, dia pun kembali ke rumah untuk memasak serta mengurus ternak ayam serta kambing yang dia gembalakan di pinggiran pantai.
Dari ternak-ternak itulah, keluarga Kirep melanjutkan hidupnya. Kadang kala, dia terpaksa menjual kambing agar Wayan dan adiknya, Jati, bisa bersekolah. Termasuk, untuk makan sehari-hari bagi keluarganya.
"Seminggu lalu, saya terpaksa menjual ayam. Laku Rp 50 ribu. Kebetulan uang itu untuk biaya sekolah Wayan dan Jati," katanya. "Tiga minggu lalu saya melepas satu ekor kambing untuk dijual. Soalnya saya sudah bingung cari uang dapur dan uang untuk sekolah anak-anak saya," tambahnya, dengan kedua mata menerawang.
Saat ini, Wayan sedang menunggu hadiah uang senilai Rp 40 juta yang menjadi haknya atas prestasi yang diperoleh di Belanda. "Uang itu sedang diurus Bu Merry," kata Wayan, dengan mata berbinar penuh harap. Dia mengatakan, uang itu rencananya untuk membeli tanah, selanjutnya dibangun rumah. Sebab, rumah yang ditempati Wayan saat ini, bukan lah rumahnya sendiri. "Rumah itu bukan milik kami. Kami hanya disuruh menempati oleh orang yang kasihan dengan nasib kami," tutur Wayan.
Dengan nada bergetar, Wayan menceritakan, bahwa semula dia tinggal di rumah kakek dari ayahnya. Tapi, setelah sang ayah meninggal, tanpa alasan jelas, Kirep, Wayan dan adiknya yang saat itu masih balita, diusir oleh keluarga sang kakek. Selanjutnya, Wayan tinggal di rumah kakek dari ibunya. Di sini pun, nasib Wayan tak mujur.
Tak berapa lama, Kirep, Wayan dan adiknya juga diusir. Beruntung, dalam kondisi terkatung-katung itu, ada seorang yang iba. Dia adalah pemilik lahan pengeringan garam yang terletak di pinggiran Pantai Bias Lantang, Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem. Di atas lahan itu, kebetulan ada rumah, dan Kirep diperbolehkan tinggal di sana bersama dua anaknya, sampai sekarang.
Kisah pilu Wayan ini sudah dibukukan dengan judul Potret Terindah dari Bali yang disusun Pande Komang Suryanita. "Saya sangat berharap mendapat royalti dari buku itu. Rencananya akan kami buat tambahan membeli tanah dan membangun rumah," katanya.(jpnn/kum/jpnn.com)
Kunang-Kunang dan Pencemaran Udara
Udara merupakan komponen kehidupan sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Tanpa makan dan minum makhluk hidup masih dapat bertahan dalam beberapa hari. Namun, tanpa udara kehidupan tak bertahan lama. Udara mengandung komposisi gas alami yang penting bagi kehidupan. Seiring dengan berkembangnya pembangunan, kualitas udara mengalami perubahan dalam komposisinya yang telah berubah dari komposisi udara alamiah menjadi udara tercemar sehingga tak dapat menyangga kehidupan.Hasil pemantauan Kementerian Lingkungan Hidup melalui Air Quality Monitoring Station (AQMS), di 10 kota besar di Indonesia, enam di antaranya (Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Jambi, Pekanbaru) memiliki udara berkategori baik selama 22 sampai 62 hari dalam setahun atau tak lebih dari 17 persen. Di Pontianak dan Palangkaraya penduduk harus menghirup udara dengan kategori berbahaya selama 88 dan 22 hari. Khusus Jakarta, data AQMS menunjukkan, kualitas udara kategori baik di Jakarta selama 2001 hanya 75 hari. Pada 2002 angka itu menurun menjadi 22 hari dan pada 2003 sebanyak 26 hari. Pada 2004 warga Jakarta hanya menikmati udara dengan kategori baik selama 18 hari dalam kurun waktu satu tahun.
Untuk jangka waktu panjang penurunan kualitas udara akan mengganggu kehidupan makhluk hidup, terutama manusia yang terlibat langsung dengan kondisi tersebut. Udara tercemar mengandung gas berbahaya sehingga tak hanya menyebabkan penyakit, tetapi juga kepunahan populasi.
Dampak penurunan kualitas udara ini tercermin dari menurunnya populasi hewan kecil seperti kunang-kunang yang ternyata sudah jarang terlihat dan ditemukan di kota-kota besar. Bahkan di beberapa wilayah di dunia, populasi kunang-kunang menurun. Lebih dari 2000 spesies kunang-kunang tersebar di daerah tropis. Jumlah terbesar dan beragam ditemukan di Asia Tropical, Amerika Utara dan Tengah, serta 170 spesies ditemukan di Amerika Serikat. Di Indonesia di sepanjang aliran Sungai Kecil, daerah Lagoi, Kepulauan Riau ditemukan dua jenis kunang-kunang. Salah satunya termasuk genus Pteroptyx.
Keberadaan kunang-kunang dapat dijadikan indikator sehat tidaknya lingkungan. Binatang ini dapat hidup jika lingkungannya berudara segar, tanah subur, dan air jernih. Terbukti dari habitat kunang-kunang berada di tempat berkelembapan udara tinggi. Kebanyakan spesies kunang-kunang ditemukan di daerah dengan kelembaban tinggi dan hangat seperti kolam, sungai, payau, lembah, parit dan padang rumput. Udara lembab mengandung banyak uap air yang dimanfaatkan kunang-kunang untuk bernapas dan menghasilkan cahaya.
Kunang-kunang memiliki organ dan sel khusus (Photocytes) yang mampu menghasilkan cahaya, terdapat pada segmen pertama atau kedua terakhir dari abdomen. Kunang-kunang menghasilkan cahaya melalui serangkaian proses. Dari proses dihasilkannya cahaya dapat diketahui oksigen dan nitrogen monoksida dalam udara bersih memiliki peran vital. Pencahayaan ini berkait erat dengan tingkah laku kawin kunang-kunang, selain sebagai tanda peringatan bahaya serta untuk melindungi diri dari predator (Branham, 1998; Bongiovanni, 2001). Setiap spesies kunang-kunang memiliki cahaya berbeda, yang membedakan mereka berkomunikasi dengan yang lainnya.
Udara yang bersih akan melestarikan populasi kunang-kunang. Oleh karena itu mari menjaga kebersihan udara. Banyak hal sederhana yang dapat dilakukan mulai dari sekarang seperti merawat dan memperbanyak menanam pepohonan sehingga dapat membantu menetralisir udara di sekitar kita.
Sumber : surya.co