Aliran Kimiawi Cinta Tak Secepat “Dari Mata Jatuh ke Hati”

Jikalau kita bertanya kepada kakek-kakek atau nenek-nenek dengan sebuah pertanyaan yang mungkin menggelikan tetapi sungguh menarik. Kalau kita bertanya, ”kek/nek kalau anda ingin kembali muda, masa mana yang kakek-nenek pilih? kira-kira bagaimana jawaban kakek-nenek tadi?”
Walaupun sudah tidak mungkin lagi mereka kembali muda lagi di dunia ini, tapi kebanyakan dari mereka langsung menjawab aku ingin kembali lagi seperti masa seperti masa SMA dengan alasan yang beragam. Salah satu alasan mereka ingin kembali ke masa SMA yaitu mereka ingin bernostalgia tentang ketertarikan dengan lawan jenis dengan berjuta cerita yang tiada ujung-ujungnya. Mereka ingin bernostalgia ketika bertatapan dengan lain jenis yang menjadi pujaan hatinya atau berdekatan dengan pujaan hatinya akan timbul rasa yang tidak dimengerti, perasaan menjadi canggung/cikuk, malu, salah tingkah, atau dag...dig...dug nggak karuan.
Selama ini kita tidak menyadari mengapa kita bisa mencintai sesuatu? suatu pertanyaan yang menarik. Kebanyakan dari kita tidak berusaha sungguh-sungguh mencari jawabannya dan menganggap hal tersebut hal yang biasa-biasa saja sebagaimana fitroh manusia diberikan rasa cinta oleh Allah Ta’ala.

Cinta itu kodart manusia, tapi apa benar cinta itu timbul ”Dari Mata Jatuh ke Hati”? Apakah prosesnya secepat itu? Aliran kimiawi cinta akan menjelaskan secara proses timbulnya rasa cinta. Sebelum turun ke hati aliran cinta akan ditransitkan dulu di otak untuk melewati reaksi kimiawi. Dalam proses transit itu akan dilalui beberapa tahap sehingga aliran kimiawi cinta tidak sesederhana dan secepat pribahasa ”Dari Mata jatuh ke Hati”.

Tahap 1, terkesan
Pada tahap ini, nampak timbulnya rangsang kepada otak. Rangang dapat dibawa oleh beberapa hala anatara lain :

a.Pandangan
Subhanallah, Maha Suci Allah yang menciptakan sempurna dan berada didepan. Melalui pandangan seseorang mulai cinta terhadap sesuatu. Seorang cowok atau cewek akan timbul perasaan cinta ketika keduanya salang berpandangan. Oleh karena itu, islam sangat mengatur seseorang untuk menjaga pandangan (ghodhul bashar).

b.Berdekatan, sering bertemu, berbincang , dan lain-lain
Orang Jawa bilang ” Witing Tresna Jalaran Saka Kulina”. Keseringan bertemu akan banyak menstimulus rangsang ke otak. Dalam islam sangat mengatur bahwa antara dua lawan jenis dilarang berkhalwat (berduaan) karena yang ketiga adalah syetan. Huuuu...... takut.......

Tahap 2, ketertarikan
Pada tahap ini otak akan dirangsang untuk menghasilkan tiga senyawa yaitu ; Phenyletilamine (PEA), Dopamine, Nenopinephrine.
Dari ketiga senyawa tersebut, senyawa PEA-lah yang paling berperan dalam proses kimiawi cinta. Senyawa ini juga yang membuat kita tersipu-sipu malu ketika berpandangan dengan orang yang kita sukai. Ternyata PEA ini banyak terdapat pada coklat seperti; silver queen, wafer tanggo, conello, es krim, choki-choki, dan sebagainya. Mungkin ini sebabnya orang-orang dulu sampai sekarang suka memberi cokelat pada seseorang yang dicintainya.

Tahap 3, pengikatan
Pada tahap ini tubuh akan memproduksi senyawa endoprin. Senyawa inilah yang akan menimbulkan perasaan aman, damai, tentram. Otak akan memproduksi senyawa ini jika orang kita cintai ada didekat kita. Jika seorang hamba yang beriman kepada Allah mereka hanya mengharap cintanya yang paling utama hanya milik Allah dan RasulNya lalu pada orang tua kita, sesama kita, dan seterusnya yang sesuai dengan syar’i. Seorang yang cinta pada Allah pasti ia akan merasa aman , damai , tentram karena semua urusanya dikembalikan pada Allah.

Tahap 4, persekutuan kimia
Pada tahap ini senyawa Oxyrocin yang dihasilkan oleh otak kecil mempunyai peran dalam hal membuat rasa cinta itu menjadi lebih rukun dan mesra antara keduanya.
Jika seseorang sudah jatuh cinta kepada sesuatu/seseorang, maka ada tanda –tanda yang dapat dilihat antara lain :
  1. mempunyai rasa malu.
  2. tunduk kepada perintah sesuatu/seseorang yang dicintai dan memndahulukannya dari pada kepentingan sendiri.
  3. memperhatikan perkataan dari sesuatu/seseorang dan mendengarkannya.
  4. segera menghampiri yang dicintai.
  5. mencintai apapun yang dicintai sang kekasih.
  6. jalan yang dilalui terasa pendek sekalipun panjang saat mengunjunginya.
  7. kaget dan gemetar hatinya ketika berhadapan dengan sesuatu/seseorang yang dicintai atau tatkala mendengar namanya disebut.
  8. cemburu kepada sesuatu/seseorang yang dicintainya.
  9. menyenangi apapun yang disenangi oleh sesuatu/seseorang yang dicintai.
  10. rela berkorban kepada sesuatu/seseorang yang dicintai.
  11. tunduk patuh kepada yang dicinta
  12. menghindari hal-hal yang merenggangkan hubungan dengan yang dicintaiatau membuatnya marah.
  13. adanya kecocokan antara yang mencintai dengan yang dicintai.
Demikian tahap-tahap aliran kimiawi cinta, tetapi kita janganlah mempersempit bahwa jika kata ”cinta” akan selalu berhubungan dengan pacaran. Jika kita berbicara masalah cinta, sebenarnya BUKAN hanya tentang hubungan dengan lawan jenis TETAPI tentang perasan cinta seseorang juga bisa kepada suami atau istri, anak, adik, saudaranya, dan hartanya.
Dan terlepas dari pembagian porsi yang berbeda-beda haruslah diingat bahwa semua itu hanyalah perhiasan dunia yang fana` dan menipu. Tidakkah kita sadar bahwa Maha diraja alam semesta ini yakni Allah Ta`ala yang telah mengkaruniakan rasa cinta kepada setiap manusia. Islam sangat mengatur bangaimana kita seharusnya mengelola rasa cinta kita agar kita tidak menyesal dan celaka di kemudian hari.

Kita seharusnya menomorsatukan cinta kita hanya pada Allah sebagaimana sabda rasulullah Saw berikut ;Dari Anas ra, dari Nabi Saw, beliau bersabda : ”siapa saja yang memiliki tiga sifat ini, akan merasakan manisnya iman, yaitu :
  1. mencintai Allah dan RasulNya melebihi segala-galanya
  2. mencintai seseorang hanya karena Allah
  3. enggan untuk kembali kafir setelah diselamatkan Allah sebagaimana enggannya apabila dilemparkan kedalam neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)



No comments: