BILANGAN UNSUR TRANSISI PERIODE 4


Seperti yang telah kita ketahui pada waktu kita kelas X atau pada kelas XII bab “Penyetaran Reaksi Redoks”, kita kenal yang namanya bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi adalah muatan yang diemban oleh unsur itu jika semua electron didistribusikan kepada unsur yang lebih elektronegatif. Pada sub bab kali kita akan membahas bilangan oksidasi pada unsure transisi periode ke 4. yang diantaranya adalah unsure : Sc, Ti, V, Cr, Mn, Fe, Ni, Co, Cu, ZN.
berikut konfigurasi electron unsur transisi pada periode 4 :

Skandium 21Sc : (18Ar) 3d1 4s2
Titanium 22Ti : (18Ar) 3d2 4s2
Vanadium 23V : (18Ar)3d34s2
Krom 24Cr : (18Ar) 3d5 4s1
Mangan 25Mn : (18Ar) 3d5 4s2
Besi 26Fe : (18Ar) 3d6 4s2
Nikel 27Ni : (18Ar) 3d7 4s2
Kobal 28Co : (18Ar) 3d8 4s2
Tembaga 29Cu : (18Ar) 3d10 4s1
Seng 30Zn : (18Ar) 3d10 4s2

Unsur-unsur transisi pada periode 4 mempunyai bilangan oksidasi lebih dari 1 tingkat.
Hal ini disebabkan oleh adanya subkulit 3d yang belum penuh.
Tingkat energi dari 5 orbital, 3d relatif sama,
sehingga perubahan konfigurasi yang terjadi pada sub kulit 3d
akan mempunyai tingkat kestabilan yang relatif sama pula.
Umumnya bila sub kulit 3d berisi lebih dari 6 elektron,
maka hanya sebuah electron dari 3d yang dapat dilepaskan
bahkan pada Zn (seng) electron sub kulit 3d tidak dapat dilepaskan sama sekali.
Akibatnya unsure Zn hanya dapat mempunyai bilangan oksidasi +2 sama seperti, Sc (skandium) yang
hanya memiliki satu bilangan oksidasi, yaitu +3.

Berikut ini beberapa bilangan oksidasi pada unsure transisi periode keempat :
1. Sc (Skandium) Skandium hanya memiliki 1 bilangan oksidasi yakni +3, hal ini disebabkan karena jika bereaksi dengan unsur lain untuk mencapai kestabilan skandium harus melepaskan 3 elektron. Contoh : Sc+3 (mempunyai bilangan oksidasi +3)

2.Ti ( Titanium) Tintanium mempunyai 2 bilangan oksidasi yakni +3 dan +4. hal ini disebabkan karena titanium pada sub kulit 4s memiliki 2 elektron dan pada sub kulit 3d hanya memiliki 2 elektron sehingga titanium dapat mendistribusikan elektronnya sebanyak 3 atau 4 agar titanium tetap stabil.Contoh : TiCl3 (Ti mempunyai bilok +3) dan TiO2 (Ti mempunyai bilok +4)

3. V (Vanadium) Vanadium mempunyai 4 bilangan oksidasi yakni +2,+3,+4 dan +5, hal ini disebabkan karena vanadium pada sub kulit 4s memiliki 2 elektron dan pada sub kulit 3d memiliki 3 elektron sehingga vanadium dapat mendistribusikan elektronnya sebanyak 2, 3, 4 atau 5. Contoh : V+2 (mempunyai bilangan oksidasi +2) ;V+3 (mempunyai bilangan oksidasi +3); VO2 (mempunyai bilangan oksidasi +4); V2O5 (mempunyai bilangan oksidasi +5)

4. Cr ( Cromium) Cromium mempunyai 3 bilangan oksidasi yakni +2,+3, dan +6, hal ini disebabkan karena cromium pada sub kulit 4s memiliki 1 elektron dan pada sub kulit 3d memiliki 5 elektron sehingga cromium dapat mendistribusikan elektronnya sebanyak 2, 3, atau 6. Contoh : Cr+2 (mempunyai bilangan oksidasi +2); Cr2O3 (mempunyai bilangan oksidasi +3); Na2Cr2O7 (mempunyai bilangan oksidasi +4)
5. Mn (Mangan)
Mangan mempunyai 5 bilangan oksidasi yakni +2,+3,+4,+6 dan +7, hal ini disebabkan karena mangan pada sub kulit 4s memiliki 2 elektron dan pada sub kulit 3d memiliki 5 elektron sehingga mangan dapat mendistribusikan elektronnya sebanyak 2, 3,4,6 atau 7. Contoh :
•MnO (mempunyai bilangan oksidasi +2)
•Mn2O3 (mempunyai bilangan oksidasi +3)
•MnO2 (mempunyai bilangan oksidasi +4)
•Mn2O7-2 (mempunyai bilangan oksidasi +6)
•Mn2O7 (mempunyai bilangan oksidasi +7)

6. Fe (Besi)Besi mempunyai 2 bilangan oksidasi yakni +2 dan +3, hal ini disebabkan karena
besi pada sub kulit 4s memiliki 2 elektron dan pada sub kulit 3d memiliki 6 elektron sehingga besi dapat mendistribusikan elektronnya sebanyak 2 atau 3 .
Contoh :
•FeCO3 (mempunyai bilangan oksidasi +2)
•Fe2O3 (mempunyai bilangan oksidasi +3)

7. Co (Cobalt)
Cobalt mempunyai 2 bilangan oksidasi yakni +2 dan +3, hal ini disebabkan karena cobalt pada sub kulit 4s memiliki 2 elektron dan pada sub kulit 3d memiliki 7 elektron sehingga cobalt dapat mendistribusikan elektronnya sebanyak 2 atau 3 .
Contoh :
•CoS2O3 (mempunyai bilangan oksidasi +2)
•Co3O4+1 (mempunyai bilangan oksidasi +3)

8.Ni (Nikel)
Nikel mempunyai 2 bilangan oksidasi yakni +2 dan +3, hal ini disebabkan karena nikel pada sub kulit 4s memiliki 2 elektron dan pada sub kulit 3d memiliki 8 elektron sehingga nikel dapat mendistribusikan elektronnya sebanyak 2 atau 3 .
Contoh :
•NiS (mempunyai bilangan oksidasi +2)
•Ni2O3 (mempunyai bilangan oksidasi +3)

9. Cu (Tembaga)
Tembaga mempunyai 2 bilangan oksidasi yakni +1 dan +2, hal ini disebabkan karena tembaga pada sub kulit 4s memiliki 1 elektron dan pada sub kulit 3d memiliki 10 elektron
sehingga tembaga dapat mendistribusikan elektronnya sebanyak 1 atau 2 .
Contoh :
•Cu2S (mempunyai bilangan oksidasi +1)
•CuS (mempunyai bilangan oksidasi +2)

10. Zn (Seng)
Seperti sebelumnya telah kita ketahui, bahwa Zn (seng) hanya memiliki 1 bilangan oksidasi
yakni +2 karena Zn (seng) pada sub kulit 4s memiliki 2 elektron dan pada sub kulit 3d memiliki 10 elektron tetapi tidak bisa dilepaskan sehingga hanya dapat melepaskan 2 elektron saja.
Contoh : ZnO (mempunyai bilangan oksidasi +2)

Setelah kita pahami tentang bilok (Bilangan Oksidasi) unsure transisi periode 4,
kita dapat mengetahui berapa sifat unsur transisi tersebut yang akan dibahas pada sub bab selanjutnya,
contohnya : unsur transisi yang memberikan warna dan tentang pembentukan senyawa komplek.

5 comments:

Anonymous said...

terima kasih atas informasinya :)

rizkia said...

TERIMAKASIH BANGET INFONYA ^_^

isanshori said...

sama-sama... rizkia dan anonim..:D

Anonymous said...

salah tuh nomor atomnya -,-

isanshori said...

mas anonim, yang salah nomor atom yang mana mas? :)
mungkin bisa di koreksi,, terima kasih seblumnya sudah mengingatkan,,, :)